Cyprus adalah negeri Islam terindah yang memiliki posisi strategis dan titik pandang di bagian Timur dari Laut Tengah. Sehingga negara – negara besar selalu berusaha keras untuk menguasainya. Penyebaran Islam sampai di Cyprus pada masa Khalifah ar-Rasyid Utsman ra, atas permintaan Gubernur Syam saat itu, Cyprus berhasil ditaklukkan. Cyprus ditaklukkan pada tahun 649 M. kekuasaan kaum Muslim di Cyprus terus berlanjut hingga akhir abad ke – 19. Selama periode tersebut di saat – saat tertentu harus berhadapan dengan berbagai serangan pasukan Bizantium maupun pasukan salib.
Sejarah Cyprus
Pada abad ke-19, kekuatan Rusia semakin besar dan menjadi bahaya yang mengancam negara Utsmaniyah. Demikian halnya dengan negara adidaya saat itu, yakni Inggris. Inggris khawatir terhadap lalu lintas laut mereka melalui Selat Gibraltar menuju India dengan melewati Terusan Suez. Jika Rusia sampai di Cyprus melalui Laut Tengah sebelah Timur, hal itu akan mengancam Terusan Suez. Keberlangsungan keamanan laut, mulai dari daratan Inggris hingga India dengan melalui selat dan terusan merupakan persoalan hidup mati bagi Inggris. Inggris menggunakan kelicikan politiknya terhadap Negara Utsmaniyah yang menguasai Jazirah Cyprus, agar mereka secara leluasa sampai ke Jazirah tersebut. Inggris berhasil “memperdaya” Khalifah Abdul Hamid untuk membuat kesepakatan yang tampak luarnya seakan–akan melindungi Cyprus dari pendudukan Rusia dengan keberadaan Inggris untuk sementara waktu di sana.
Inilah yang ada dalam perhitungan khalifah. Sedangkan dalam perhitungan Inggris, kesepakatan tersebut merupakan langkah awal untuk menduduki Jazirah tersebut selamanya. Sultan Abdul Hamid ingin menyelesaikan kelemahan negaranya dengan cara “membayar” Inggris untuk berseteru dengan Rusia, sehingga bahaya Rusia dapat berakhir, Inggris keluar dari Cyprus dan Jazirah tetap terjaga. Namun sayangnya rencana tersebut tidak sesuai dengan harapan Sultan. Musuh – musuh Allah telah bersekongkol dan menjauhkan Sultan dari pemerintahan pada tahun 1908 M. Pada tanggal 5 November 1914 M, Inggris resmi mengumumkan bahwa Cyprus menjadi bagian dari wilayahnya.
Namun pasca Perang Dunia Kedua, Cyprus tidak lagi menjadi bagian koloni Inggris, karena Inggris sendiri keluar dari peperangan dengan mengalami kelemahan internal akibat kehancuran yang ditimbulkan oleh perang. Inggris tidak lagi diperhitungkan dalam pertarungan politik seiring dengan munculnya Amerika Serikat sebagai negara adidaya di arena internasional. Cyprus berada dalam incaran Amerika, sebab Amerika memiliki kesempatan luas untuk membidik negeri – negeri muslim.
Kemerdekaan Cyprus
Amerika merencanakan untuk mengakhiri kekuasaan Inggris di Cyprus melalui propaganda anti penjajahan, yang merupakan produk Amerika. Melalui Yunani, Amerika terus menekan Yunani untuk mempersempit posisi Inggris. Hasilnya adalah pada tahun 1955 M Amerika mulai mendorong Romawi Ortodox (Penduduk Cyprus dari kalangan Nasrani) untuk memberontak terhadap Inggris. Kekacauan di Cyprus terus berlanjut. Alasan utama Amerika ingin menyingkirkan Inggris adalah karena Amerika telah menyelamatkan Eropa dalam PD-II, sehingga Eropa harus menyerahkan wilayah – wilayah jajahannya.
Pada tahun 19558 M Amerika menggelar aksi demonstrasi menentang Inggris di Cyprus, dengan cara mempengaruhi Yunani untuk menuntut digabungkannya Jazirah dengan Yunani. Namun Inggris yang masih memiliki kontrol atas Jazirah telah mendorong kaki tangannya, yaitu Uskup Agung Macarius. Inggris mencuci pemikiran Macarius untuk menggagalkan penggabungan Jazirah dengan Yunani dan tuntutan untuk merdeka. Sehingga Inggris berhasil menghancurkan rencana Amerika di Cyprus. Inggris menyempurnakan permainannya dengan cara memberikan kemerdekaan kepada Jazirah Cyprus, dan merubahnya menjadi Republik berdasarkan hasil Perundingan Zurich yang berlangsung antara tanggal 5-11 Oktober 1959 M.
Namun tidak hanya sampai disini, pada 1974 M Amerika melakukan kudeta militer di Cyprus dengan tujuan mengakhiri pertikaian dan menetapkan kedaulatan penuh bagi pemerintah atas seluruh wilayah Jazirah dengan menghilangkan kekuatan Inggris. Inggris merespon kudeta tersebut dengan menurunkan militer Turki ke Jazirah. Inggris mencurahkan usahanya untuk mempertahankan dengan keras otoritasnya terhadap pangkalan-pangkalan militernya di Cyprus.
Dengan demikian Jazirah Cyprus bergeser menjadi arena perseteruan Internasional yang sengit antara Amerika dan Inggris untuk jangka waktu yang sangat panjang. Pasca diturunkannya militer Turki ke Jazirah, secara riil terbentuk dasar-dasar pembagian Jazirah antara Cyprus Yunani dan Cyprus Turki. Orang – orang Turki menguasai bagian Utara Cyprus dan memungkinkan mereka untuk memasukkan penduduk Turki ke Jazirah untuk menambah jumlah etnis Turki. Hal ini mampu memperkokoh pangkalan – pangkalan militer Inggris di Jazirah hingga waktu yang tidak ditentukan.
Solusi Untuk Sengketa Cyprus
Begitulah seterusnya Cyprus akan tetap menjadi persoalan yang mengambang dan menjadi duri. Cyprus akan selalu dijadikan sengketa dan wilayah jajahan selama belum diselesaikan dengan solusi yang benar. Solusi tersebut tidak lain adalah mengembalikan Cyprus secara keseluruhan ke bentuk asalnya, yaitu Negara Utsmaniyah atau Turki Raya. Sehingga menuntut kaum Muslim bersatu padu dengan saudara-saudara mereka di Jazirah maupun Turki.
Sungguh mengherankan bahwa negara – negara boneka yang ada di dunia Islam senantiasa cenderung mendukung Cyprus Yunani melawan Cyprus Turki yang Muslim. Sehingga tidak ada satu negara pun yang ada di negeri – negeri kaum Muslim berdiri bersama dengan kekuasaan kaum Muslim di Jazirah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak melakukan apapun untuk mempertahankan Islam. Para penguasa tidak pernah melakukan apapun walau untuk memelihara kepentingan bangsanya sendiri. Mereka hanya akan melakukan pembelaan terhadap kepentingan tuan-tuan mereka, negera – negara kufur penjajah.
Kita sadar bahwa para penguasa boneka di negeri-negeri kaum Muslim tidak akan berani mengadopsi satu persoalan pun dari berbagai krisis yang menimpa kaum Muslim. Keadaan mereka yang seperti saat ini sangat dikenal dalam semua persoalan umat, tidak hanya dalam persoalan Cyprus. Tujuan mereka adalah memperoleh keridhaan majikan mereka. Tidak peduli apakah negeri – negeri Muslim akan tetap ada atau musnah, bagi mereka tidak menjadi persoalan sedikit pun.
Namun, kita pun menyadari bahwa umat senantiasa menuju kebaikan seijin Allah. Para penguasa itu pasti akan berakhir, Khilafah akan tegak kembali atas ijin Allah. Khilafah akan menyatukan Jazirah Cyprus ke dalam Negara Islam, dan mengembalikannya sebagai cahay yang menerangi wilayah Timur Laut Tengah, agar posisinya yang semula dapat dikembalikan lagi, yaitu sebagai pusat bagi pergerakan para penakluk. Maka sebagai pengemban agama Allah, tak henti – hentinya kita terus berjuang dan menyerukan apa yang telah diperintahkan oleh Allah yakni Amar Ma’ruf Nahi Munkar. [Tri Rahayu]
REFERENSI:
Qadlaya Siyasiyah. 2004. Darul Ummah: Beirut, Libanon.