Akhir-akhir ini moda transportasi pesawat terbang telah mengalami perubahan dan kenakian tarif. Sehingga Banyak yang menyayangkan mengenai kanaikan tarif tiket pesawat terbang , dimana belakangan ini mengalami kenaikan yang cukup drastis. Sebenarnya hakikatnya penerbangan itu adalah memang mahal.
Beberapa Alasan mahalnya biaya penerbangan ini dikarenakan oleh ongkos dari operasional yang juga tinggi. Kemudian dimana kita sering dimanjakan dengan biaya yang murah, yang banyak ditawarkan oleh maskapai penerbangan dengan berbiaya murah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta masyarakat agar dapat memaklumi terkait dengan kenaikan harga tiket pesawat dalam beberapa hari terakhir. Menurut kementrian perhubungan hal ini disebabkan kementeriannya juga harus melindungi industri penerbangan agar dapat terus bertahan.
Menurut Bud bahwa kementrian mesti take and give,ketika ditemui usai bertemu ribuan pengemudi ojek dan taksi online dalam acara “Silahturahmi Nasional dengan Keluarga Besar Pengemudi Online” di Hall A Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 12 Januari 2019.
Selama ini menurut Budi,bahwa tarif pesawat yang berlaku adalah merupakan hasil dari perang tarif diantara maskapai sehingga terlihat begitu terjangkau. Kemudian tarif kembali ke kondisi normal maka seolah-olah seperti terjadi kenaikan. Dan menurutnya pula bahwa ini berbahaya karena di beberapa negara, banyak antar industri penerbangan yang bangkrut lantaran mereka terus melakukan perang harga, demi tarif yang lebih murah agar menarik pelanggan.
Jika kemudian perang harga ini terus berlanjut, maka kemudian dikhawatirkan akan terjadi sebuah masalah lain. Sehingga menurutnya juga mengimbau masyarakat agar mau memberikan toleransi, selain maskapai juga agar menaikkan jangan terlalu tinggi.”
Belum lagi, Hariyadi juga menyebut bahwa keputusan Lion Air yang notabene diketahui sebagai maskapai penerbangan biaya murah. Pihak Lion kini menerapkan ketentuan bagasi berbayar, yang pada akhirnya mereka mengerek harga tiket naik hingga 40%.
Selain itu juga dikatakan bahwa “Kemudian, dengan bergabungnya Sriwijaya Air dengan manajemen Garuda Citilink, maka di Indonesia kini hanya ada dua perusahaan penerbangan yang menguasai pasar penerbangan,” menurut Hariyadi.
Dimana selain itu sebetulnya kondisi ini sudah membentuk kartel. Yang kemudian hal ini tentu merugikan masyarakat untuk mendapatkan tiket yang kompetitif,” jelas Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia itu.
Sehingga Para maskapai pun dianggap kerap kali menggunakan alasan tingginya harga avtur sebagai pembelaan mahalnya harga tiket. Kemudian Menurut Hariyadi, kondisi ini sudah tak sehat.
“sehingga Hal ini pula yang menyebabkan harga tiket pesawat luar negeri menjadi lebih murah. Sehingga membuat sebagaian masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negeri, yang mengakibatkan keluarnya devisa.” menurutnya.
Kemudian Jokowi pun berusaha mengakomodir keluhan para pengusaha. Sehingga Presiden rencananya memanggil para petinggi Pertamina untuk dimintai klarifikasi terkait dugaan monopoli avtur.
Pertamina bahkan dituding telah memberikan harga avtur yang jauh lebih tinggi bagi penerbangan domestik dibandingkan dengan luar negeri. Kondisi ini, mau tak mau akan membuat maskapai penerbangan mengerek harga tiket.
Lebih disayangkan lagi adalah ketidaktahuan pemimpin akan nasib masyarakatnya. Dimana seharusnya pemimpin adalah pelayan masyarakat dan mengetahui semua keluhan dari rakyatnya. Bagaimana bisa masalah seperti ini adalah masalah yang penting karena akan mempengaruhi perekonomian pada beberapa sektor. Sehingga tak sepantasnya pemimpin negara kaget dengan hal ini karena seharusnya dia lebih mengetahui terlebih dahulu, karena semua kebijakan ada ditangan pemimpin. Bahkan hal ini yang membuat pemimpin dapat menjadi seorang yang bertanggung jawab atas hajat hidup rakkyatnya yang kemudian akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat.
Sumber :
tribunnews.com