sekulerisme

Sekularisasi di Lingkungan Kampus

Posted on

Akal manusia secara alamiah digunakan untuk berfikir terhadap sesuatu. Alam semesta, manusia dan kehidupan merupakan unsur – unsur yang dapat dijangkau oleh akal manusia. Aktivitas berfikir manusia terus bergulir di atas metode rasional yang sesuai dengan fakta kebenaran, serta menghendaki setiap manusia untuk berfikir tidak keluar di atas track yang telah ditentukan. Dengan demikian, inilah kebenaran pemikiran dalam arti sesuai dengan fakta kebenaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna sekularisasi sendiri adalah hal – hal yang membawa ke arah kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama. Sedangkan sekularisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Artinya, peralihan penyembahan atas “Tuhan” berpindah terhadap rakyat itu sendiri. Sekularisme tidak dikatakan sesuai dengan fakta kebenaran karena kemunculannya tidak sama sekali membahas tentang akal. Kemunculan sekularisme tiada lain kompromi atau mengambil jalan tengah diantara perseturan agama dan negara. Hingga pada akhirnya diputuskanlah pemisahan diantara keduanya.

Tools Broadcast WhatsApp

Sekularisasi di lingkungan kampus ditandai dengan adanya kepentingan pribadi yang menunjukkan corak mahasiswa yang individualis. Menjadikan tolak ukur manfaat dan mendewakan keinginan yang muncul kemudian direalisasikan begitu saja tanpa ada batasan yang benar dan salah menurut “kebenaran mutlak”. Sehingga tolak ukur mahasiswa bukan lagi halal-haram melainkan tolak ukur manfaat. Maka celakalah mahasiswa yang menjadikan sekularisme sebagai asas dalam kehidupan. Mengapa? Sesungguhnya mereka telah melakukan pembiaran terhadap hegemoni penjajahan bahkan menjadi “penikmat” atas penjajahan yang ada. Tanpa sadar, mereka tanamkan sifat – sifat individualis dan apatis di dalam diri mereka. Mahasiswa yang ada di kampus – kampus adalah mahasiswa yang sudah terpuaskan hidupnya, perut mereka sudah kenyang, dompet mereka sudah tebal dan sebagainya. Alhasil bukan agama yang menjadi poros hidup mereka, namun benih – benih sekularisme-lah yang kian hidup subur di lingkungan kampus.

sekulerisme

Agama dalam hal ini Islam, menerangkan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan kehidupan terdapat Sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu, yaitu Allah Swt. Setiap muslim dalam menjalankan seluruh aktivitasnya wajib menyesuaikan diri dengan perintah – perintah Allah dan larangan – larangang-Nya. Islam menganggap bahwa asas tempat manusia berpijak adalah akidah, disamping pemikiran, perasaan, dan peraturan yang lahir dari akidah. Apabila pemikiran dan perasaan Islam ini berkembang luas, dan peraturan Islam diterapkan ditengah – tengah kehidupan, akan terwujud peradaban Islam[1]. Dengan tertegaknya peradaban Islam, mampu memberangus ide – ide yang bertentangan dengan islam, termasuk sekularisme. Bukan hanya di lingkungan kampus, melainkan di kehidupan masyarakat dan negara. Sebab akal manusia diarahkan pada pengadopsian atas asas pemikiran Islam beserta seperangkat pemikiran yang terlahir darinya, sehingga cengkraman – cengkraman penjajah dapat dimusnahkan. [Tri Rahayu – Unsoed]

Footnote:

[1] An-Nabhani, As-Syeikh Taqiyuddin. 2001. Peraturan Hidup dalam Islam Cetakan ke – 6. HTI Press

virol tools instagram