Phobia Terhadap Kritis Pemikiran Islam

Posted on

Sebagai negara yang ‘katanya’ Demokrasi Pancasila,Indonesia memberikan kemerdekaan untuk mengemukakan pendapat bagi warga negara nya. Secara tegas telah dijelaskan dalam UUD 1945 (amandemen) pada pasal 28E ayat (3) yang berbunyi “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul dan menyampaikan pendapatnya”. Selain itu,kebebasan mengemukakan pendapat juga tercantum dalam pasal 19 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia yang secara resmi diberlakukan diseluruh dunia yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari,menerima dan menyampaikan keterangan dan pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas-batas”.

Pendapat yang dikemukakan pada dasarnya adalah hasil dari pemikiran,yaitu pemikiran yang sudah dengan matang menganalisa,mengkaji ulang serta menyimpulkan nya. Maka ketika seseorang yang kritis terhadap suatu problem dipersalahkan ketika menyampaikan pemikiran nya,sudah jelas itu melanggar Hak Asasi dalam Pasal 19 Deklarasi Universal dan melanggar UUD 1945 pasal 28E ayat (3) diatas. Sebab kebebasan berpendapat nya diganggu,dan menyampaikan pendapat adalah Hak Asasi seseorang.

Tools Broadcast WhatsApp

Tak sedikit orang-orang yang berpemikiran begitu teliti dalam menanggapi sebuah problematika. Terutama umat Islam yang sudah memiliki Al-Fikrul Mustanir (pemikiran yang cemerlang). Pelegalan kebebasan mengemukakan pendapat di UUD 1945 adalah jelas untuk seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Tapi anehnya ketika negara ini mengalami sebuah problematika yang tak cukup hanya sekedar disolusikan dengan janji,lalu kemudian beberapa orang mengemukakan pendapat nya serta memberikan solusi yang pastinya berdasarkan dengan syariah kenapa malah di ‘genosida’ kan?

Dalam hal ini tampak sekali pendeskriminasian terhadap Islam. Jelas sekali penguasa dan pemilik modal dinegeri ini phobia terhadap pemikiran-pemikiran kritis rakyatnya,alasannya pasti hanya karena takut jatuh tahta jabatan disebabkan orang orang Mustanir ini. Padahal yang orang Mustanir ini lakukan hanyalah memberikan solusi terbaik untuk umat,tak sedikitpun mengganggu dan berniat menjatuhkan mereka. Hanya mereka saja yang terlalu ‘lebay’ bak sinetron di tv-tv. Pada intinya mereka memang anti terhadap pemikiran dan solusi yang berlabel Syariah dengan dalih solusi itu tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Lagipula kapan lahirnya ideologi pancasila itu? Dan jika ditelaah lebih dalam,negara ini tidak sama sekali memiliki sikap pancasilais. Hanya gede omdo “Saya Indonesia,Saya Pancasila”. Justru yang ada malah mengemban Ideologi Kapitalisme.

Bagaimana tidak,mari kita ambil beberapa fakta dari mantan presiden Megawati Soekarno Putri. Dimasa kepemimpinannya,ia menjual Telkomsel dan indosat kepada negara tetangga,Singapura. Tak hanya itu,dia juga menjual gas alam kepada China dengan harga yang luar biasa murah nya. Yang tak kalah lucunya adalah melindungi Koruptor.
Itulah kenapa Islam tidak memperbolehkan wanita menjadi pemimpin,baik itu dalam rumah tangga bahkan dalam bidang pemerintahan negara.

(لن يفلح قوم ولَّوا أمرَهم امرأة (رواه البخاري

(Tidak akan beruntung kaum yang perkaranya dipimpin oleh seorang wanita.” (HR. Bukhari”

Kenapa seseorang yang berpemikiran kritis dan peka terhadap problematika rakyat yang terjadi harus di takuti bak kanker yang mematikan?
Mengapa ketika para Mahasiswa yang paham akan politik angkat suara melalui beberapa buletin dan koran malah dianggap parasit bangsa?
Ketika keresahan yang dirasakan umat dituangkan ke sosial media malah dicap makar pemecah belah persatuan?
Lalu untuk apa UU Pers tahun 1999 dibuat? Dimana UU tersebut berbunyi “memberikan kebebasan kepada warga negara dalam menyampaikan informasi dan pendapat dimuka umum melalui media cetak dan elektronik”
Apa UU itu dibuat hanya sebagai cover yang didesain dengan semenarik mungkin agar di cap oleh negara lain bahwa “Indonesia Sangat Bijaksana” ? Begitukah? Lucunya Indonesia ku yang tak bersalah ini Ya Allah.

Tidak hanya sampai disitu,negara yang mayoritas berpenduduk Muslim ini sedang di cekik dengan kawat berduri yang beri getah. Negara yang amat kaya ini sedang dijadikan ‘tumbal’ dari pemonopolian demi segepok berlian dan dolar.Tak akan cukup dituangkan ditulisan ini fakta-fakta kediktatoran para rezim saat ini.
Lantas jika sudah begini,salahkah jika rakyat menyampaikan keresahan nya?
Dosakah jika rakyat menggema berorasi meminta keadilan dan kesejahteraan?
Kalau bukan dari mengemukakan pendapat lalu dari mana lagi rakyat akan mengutarakan keresahan nya?
Ketika yang berpemikiran kritis dibungkam untuk tidak berkomentar,maka menjadi pertanyaan.. masihkah rakyat negara saat ini dalam kebebasan berpendapat?
Atau sebenarnya rakyat apa dan rakyat yang mana yang boleh berpendapat dimuka umum di negara ini?

Tidak salah mempersalahkan pemikiran,jika itu memang bertentangan dengan perintah Allah. Toh bukti nya ketika penciptaan manusia pertama telah ‘rampung’,Allah berseru kepada para malaikat,jin dan setan untuk bersujud kepada manusia pertama itu tetapi bukan untuk menyembah. Lalu setan pun berpikir dan mengemukakan pendapat nya kepada Allah dengan bernada sombong,tetapi apa yang terjadi ?? Allah malah mengusirnya karena pendapat yang salah.

Tetapi berbeda dengan pendapat yang dihasilkan dari kepala pemikir kritis terhadap Islam. Tidak sepatutnya untuk dibungkam dan dipersalahkan oleh siapapun,karena dari kritis pemikiran itulah terdapat solusi yang ahsan.
Karena pada dasarnya Islam adalah Agama yang sempurna. Bagaimana tidak,jangankan untuk urusan rakyat dalam parlemen pemerintahan,ketika hendak memasuki Toilet pun ada adab dan aturan nya.
Lalu kenapa alergi dan bahkan getol mencegat para pemikir-pemikir kritis Islam yang tujuan nya menyelesaikan problematika rakyat?

Padahal penyelesaian dan solusi hasil dari pemikiran dan pendapat kritis itu sudah menjamin kesejahteraan rakyat.
“Sudahlah,urusan pemerintah jangan pakai Agama”, itulah selalu yang berkicau di mulut para rezim.
Sudah berapa tahun negara ini hidup dibawah pemerintahan demokrasi liberal? Apakah janji manis penguasa dan pemilik modal nyata dilakukan? Tidak! Yang ada hanya memikirkan perut dan ketenangan pribadi nya saja.
Itu yang dikatakan jangan pakai Agama? Hancurlah negeri ini. Sayangnya,para pemikir kritis sekuler yang ‘plagiat’ malah disanjung dan diundang ke Istana Negara oleh orang Nomor 1 dinegeri ini. Tapi para pemikir kritis Islam malah ‘di lakban dan di ikat lehernya’. Jelas sudah intinya mereka para penguasa dzalim phobia terhadap Islam.

ibmeliaazmi

virol tools instagram