Seringnya Setya Novanto untuk lolos dari jeratan hukum membuat sebagian besar masyarakat Indonesia bertanya-tanya kenapa bisa begitu, dan adakah dalang dibalik ini semua? Hal ini juga dirasakan oleh Syamsul Rizal, Anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) yang menyebutkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak boleh lagi berkompromi dalam upaya penahanan Setya Novanto. Ia pun mengatakan bahwa KPK perlu mencari tahu siapa dalang di balik permainan Setya Novanto. Menurutnya saat ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah tidak boleh kompromi lagi dalam upaya penahanan Setya Novanto. Sebab menurutnya, dari beberapa pengalaman, banyak sekali trik-trik Novanto yang tidak logis.
Lebih jauh Syamsul mengatakan bahwa trik-trik yang dikeluarkan oleh Novanto terkesan sebagai alat untuk menunda-nunda pemeriksaan dan penangkapan terhadap dirinya. Menurut dirinya, sudah menjadi rahasia umum trik-trik yang dibuat seorang Setya Novanto membuat rakyat kian paham akan motifnya dan membuat mereka muak. “Oleh karena itu, KPK tak perlu terjebak dan tolelir dengan dinamika trik yang dibuat SN,” terang dia.
menurut Syamsul, dalam menegakkan hukum KPK tidak boleh kalah dengan politisi yang mempolitisasi hukum, meskipun hukum itu sendiri merupakan produk politik. Ia kemudian mengajak KPK untuk mencari tahu siapa dalang dibalik permainan Setya Novanto tersebut. Sebab menurut dia, kalau hanya pribadi Novanto, dia tidak memiliki kepiawaian mengatur trik-trik melakukan perlawanan hukum.
Syamsul juga menyarankan lembaga rasua tersebut untuk melihat lagi ke belakang beberapa kasus Setya Novanto yang memiliki keterlibatan dengan oknum penyelenggara negara saat ini. Menurut dirinya, bisa saja orang-orang yang memiliki hubungan dengan Setya Novanto itulah yang membantunya dalam mendesain agetasi, propaganda, dan proteksi-proteksi sistemik agar Setya Novanto susah dijerat oleh KPK.
Syamsul tidak bermaksud menuding siapa-siapa. Namun menurutnya, jika dilihat dari sisi model dalam upaya menyelamatkan Novanto, cenderung motif yang dipakai adalah motif operasi kontra intelijen.
Syamsul menjelaskan, motif operasi kontra intelijen itu dilakukan secara hukum dan juga politik. Karena itu, Syamsul menghimbau supaya KPK harus mencoba melakukan evaluasi kembali dan menggunakan metode baru dalam menangani kasus tersebut. Ia mengamati, ada juga indikasi, konspirator dalam upaya menyelamatkan Novanto ini memiliki hubungan lain dengan Setya Novanto dan saling sandera. Makanya dalam situasi mereka bersatu untuk menyelamatkan Novanto.
Di sisi lain, Pengacara Setya Novanto (Setnov), yakini Fredrich Yunandi menyatakan bahwa tekanan darah kliennya relatif tinggi mencapai 190 saat ia (Setnov) terlibat kecelakaan lalu lintas di kawasan Jalan Permata Hijau Jakarta Selatan pada hari Kamis pukul 18.30 WIB. Kuasa hukum Setnov itu menyatakan bahwa tersangka dugaan tindak pidana korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik ini memiliki riwayat penyakit vertigo atau gangguan pada bagian kepala, ditambah belakangan ini keliennya itu banyak mendapatkan tekanan.
Fredrich mengungkapkan bahwa Setnov menjalani perawatan di lantai tiga salah satu rumah sakit di kawasan Permata Hijau Jakarta Selatan usai terlibat kecelakaan kendaraan tersebut. Fredrich mengaku menerima informasi kliennya tengah mengalami tabrakan lalu lintas setelah dihubungi ajudan Setya Novanto melalui telepon selular. Menurut Fredrich, Setya Novanto terlibat tabrakan ketika menuju salah satu stasiun televisi (Metro Tv) dan hendak ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna memberikan keterangan.
Maka sudah seharusnya bagi KPK untuk terus mengusut tuntas kasus yang merugikan negara teriliunan rupiah ini, bukan hanya berhenti pada Setnov melainkan usut semua hingga tuntas [Republika, 19/11/2017]. [MIS]