Pada Sabtu, 2 Desember 2017, umat Islam yang bersimpati terhadap Aksi 212 yang merupakan aksi demonstarasi besar-besaran umat Islam untuk menuntut supaya mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dijebloskan dipenjara karena teleh menghina Al Quran dan ulama. Dalam aksi yang terjadi tepat satu tahun yang lalu tersebut, ternyata berhasil memobilisasi jutaan umat Islam dari seluruh penjuru Indonesia untuk membela agamanya. Aksi tersebut juga dianggap sebagai aksi yang dapat mempersatuakan umat Islam di seluruh Indonesia. Maka atas dasar itulah panitia Reuni 212 dirasa perlu untuk menjaga semangat persatuan tersebut, yang kita kenal sebagai “spirit 212”.
Tidak seperti pagelaran aksi pada umumnya yang kerap kali meninggalkan kerusakan dan sampah di lokasi acara. Acara Reuni 212 justru tidak demikian, meskipun terdapat banyak manusia yang terpusat di satu lokasi, namun aksi Reuni 212 tidak menyebabkan kerusakan pada rumput maupun tanaman. Hal ini berkat sejumlah massa Reuni Alumni 212 yang mengumpulkan sampah dari kawasan Silang Monas, Jakpus. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dengan kantong-kantong plastik besar oleh para relawan Reuni 212.
Mengutip dari detikcom, Sabtu (2/12/2017), tepat pada pukul 11.42 WIB, masa aksi mulai mengumpulkan sampah di seputar Bundaran Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. Mereka mengumpulkan sampah-sampah tersebut dengan membawa kantong plastik besar yang memang disediakan untuk menampung sampah-sampah di sana.
Relawan yang mayoritas merupakan pria itu dengan cekatan menyapu dan mengambil sampah-sampah sisa massa aksi Reuni Alumni 212. Mereka menggunakan atribut dilengan mereka yang bertuliskan’Laskar Kebersihan’.
Setelah kantong-kantong plastik tersebut terisi penuh dengan sampah, maka kemudian mereka mengumpulkan kantong-kantong plastik tersebut di satu tempat. Namun begitu, mereka masih terus mencari dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di lokasi aksi. Abdul Rozak, yang merupakan salah satu relawan bersih-bersih sampah tersebut mengaku bahwa dirinya melakukan hal tersebut atas inisiatif sendiri. Dirinya bahkan sengaja membawa sampu sendiri yang ia bawa langsung dari kediamannya. Rozak berujar, “Inisiatif sendiri dan sapunya ini saya bawa sendiri”.
Demikian juga yang terjadi di Silang Monas, sejumlah panitia terlihat memunguti sampah yang berserakan bekasi massa aksi Reuni 212. Hal tersebut tiidaklah sia-sia, hasilnya kawasan Monas akhirnya kembali terbebas dari sampah.
Kantong-kantong sampah sampah tersebut ditempatkan di sudut pintu keluar Monas. Tali-tali bekas saf salat subuh berjemaah juga mulai dicabut oleh para relawan dan petugas kebersihan di sana. Andi, salah satu petugas di sana mengatakan, “Ini tali bekas salat subuh tadi. Dicabut biar bersih”.
Sementara itu, massa Reuni Alumni 212 sedikit demi sedikit mulai meninggalkan kawasan Monas tepat aksi Reuni Alumni 212. Sebagian besar dari peserta aksi terlihat meninggalkan Monas dengan menaiki sepeda motor, mobil, hingga bus. Beberapa peserta Reuni 212 juga ada yang masih terlihat di dalam Monas. Mereka nampaknya masih menikmati suasana Monas sambil mengabadikan momen tersebut.
Hal tersebut menunjukan bahwa massa aksi dalam Reuni Alumni 212 berkomitmen dalam menjaga kebersihan. Tidak seperti aksi-aksi lainnya yang kerap kali meninggalkan sampah-sampah di bekas lokasi acara, bahkan lebih parah hingga merusakan rumput ataupun tanaman-tanaman di sekitar lokasi acara.
[MIS]