Persatuan adalah kunci dari segala hal hebat yang terjadi di dunia ini. Bukan hanya mereka yang ingin berbuat kebaikan, bahkan bagi mereka yang hendak berbuat jahat pun menggunakan persatuan dalam melancarkan aksinya supaya bisa bertahan lama atau pun tidak terendus oleh orang lain. Misalnya saja korupsi yang kerap kali merundung negeri ini. Hal ini tentu saja dilakukan secara berjama’a, alias bersama-sama, dan tentu saja dengan cara bekerja sama. Begitu pun dengan umat Islam, jika umat ini menginginkan sebuah kemenangan yang hakiki, maka rasa persaudaraan harus dipupuk supaya timbul persatuan di tengah-tengah umat.
Saat ini memang umat Islam tengah tercabik-cabik oleh berbagai macam perbedaan. Hal ini tentu saja wajar, mengingat Allah SWT dalam sebuah firmanNya menyebutkan bahwa umat ini memang diciptakan beragam. Kalau kita melihat realitas saat ini, banyak segregasi yang sengaja diciptakan oleh mereka yang benci akan Islam supaya umat Islam saling bermusuhan. Karena mereka mengetahui bahwa jikalau umat ini bersatu, tentu saja akan mengganggu kepentingan mereka, baik dalam segi ekonomi, politik-pemerintahan, dan tatanan sosial. Kita lihat bagaimana lambang persatuan umat Islam, yakini Kekhilafahan Ottoman dihancurkan oleh para negara imperealis Eropa. Ottoman sebagai lambang pemersatu dihancurkan melalui sebuah konspirasi yang dijalankan oleh negara-negara Barat supaya mereka bisa dengan leluasa menguasai negeri-negeri Islam.
Barat sungguh cerdik dalam melakukan hal tersebut, mereka berhasil menanamkan pemahaman kepada sebagian intelektual Islam bahwa runtuhnya Kekhilafahan Ottoman merupakan sebuah bentuk kemajuan peradaban. Padahal kita tahu bahwa setelah imperium ini runtuh berbagai malapetaka buruk seketika merundung umat Islam. Mulai dari dicaploknya negeri-negeri muslim, termasuk Palestina, pembantaian terhadap umat Islam, hingga degradasi moral di kalangan umat Islam di seluruh dunia.
kebangkitan islam
Saat ini, narasi akan kebangkitan Islam sungguh semakin keras didengungkan. Hal ini karena semakin banyaknya umat Islam yang menjadi korban kebiadaban negara-negara imeperealis Barat, seperti yang terjadi di Iraq, Afghanistan, Suriah, Libya, Yaman dan masih banyak lagi. Di wilayah tersebut, jutaan umat Islam telah terbunuh atas tindakan agresif yang dilakukan oleh negara-negara Barat. Mereka dengan berbagai jastifikasi melakukan pembantaian terhadap umat Islam di negerinya. Namun sayangnya, saat ini seakan tidak ada entitas politik yang bisa menolongnya. Mereka yang tidak paham dengan realitas mungkin akan mengatakan bahwa umat Islam masih ada penolong, yakini Organisasi Konferensi Islam (OKI), namun apakah OKI dikatakan efektif selama ini? OKI tidak lebih dari hanya sebuah forum untuk silaturahmi para pemimpin negara Islam. Mengapa demikian? Karena pada faktanya secara politis maupun kekuatannya organ ini sama sekali tidak ada pengaruhnya apa-apa, alias “useless”. OKI hanya untuk mengontuksikan umat Islam di dunia supaya mereka berasumsi bahwa masih ada entitas yang bisa menolong saudara-saudar muslim mereka tatkala saudara-saudar mereka di tindas oleh negara imperealis. Padahal dalam realitasnya, hal tersebut nol besar.
Maka dari itu, umat Islam saat ini sangat membutuhkan entitas politik yang bisa menjamin berbagai kebutuhan dasar umat Islam di seluruh dunia supaya bisa tercipta persatuan di tengah-tengah umat Islam. Mak tak ada kata lain selain melakukan perubahan secara radikal dalam berbagai sistem, baik itu politik, ekonomi, kemanan dan pertahanan, sosial-masyarakat, maupun hukum. Kita buang jauh-jauh pengaruh-pengaruh Barat dan kita kembali kepada Islam. Karena Islam adalah agama yang diturunkan untuk bisa mengatur berabagai aspek dalam kehidupan manusia. Dan untuk mencapai itu semua, maka dibutuhkan pula kebulatan tekad dari kita sebagai umat Islam untuk sacara bersama-sama mengopinikan hal tersebut. Dan kebulatan tekad tentu saja akan tercipata seiring dengan semangat persaudaraan yang tinggi antar sesama umat Islam di seluruh dunia ini. [MIS]