Umat Islam di Indonesia memiliki sebuah agenda besar yang diselenggarakan sudah 2 tahun ini, yakni aksi bela Islam 212. Digelar setiap 2 desember, menjadi momen yang luar biasa. Pemersatu umat Islam di Indonesia, bahkan gaungnya sampai terdengar keseluruh dunia. Dengan momen persatuan ini umat Islam memiliki sebuah agenda pemersatu. Bahkan 212 bukan hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia namun ada dari luar negeri. Spirit 212 ini terus digaungkan setiap tahun, berawal dari aksi bela Islam 212, sebagai tuntutan atas keadilan bagi umat Islam atas dihinanya ayat-ayat Qur’an. Hingga berlanjut menjadi momen silahukhuwah bahkan silahturrahim antar umat Islam dari berbagai harakah.
Bangga, takjub dan tentunya bersyukur atas karunia tersebut, karunia yang sangat luar biasa yang diberikan Allah Swt. Dimana umat Islam dapat bersatu, walaupun berbeda – beda mazhab, pandangan, harakah, namun dapat bersatu, bersuara bersama dan bersahabat bersama. Bahkan kali ini semakin bangga dan bersyukur dengan berkibar gagahnya Al-Liwa dan Ar-Rayah, panji rasulullah ﷺ pada momen persatuan aksi bela Islam “Reuni 212” dan merupakan Aksi bela Tauhid. Dimana beberapa waktu lalu, kejadian tersebut terjadi yakni pembakaran bendera tauhid oleh ormas yang mengatakan pancasilais.
Al-Liwa dan Ar-Rayyah dikibarkan dengan bangga oleh umat Islam yang mengikuti aksi bela tuhid “reuni 212” dengan bangga dan rasa gembira memegang bendera dan panji Rasulullah ﷺ di monas dan sekitarnya pada reuni 212, ahad 2 Desember 2018 lalu. Mereka berasal dari berbagai latar belakang organisasi, suku, bahasa, kelompok dan mazhab. Mereka bukan hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya, namun mereka juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan ada dari mancanegara. Bukan hanya di Pulau Jawa, namun terdapat, dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. Terdapat peserta dari mancanegara, seperti Malaysia, Australia dan beberapa negara lain. Dan bahkan berita aksi besar ini diliput oleh berbagai media luar negeri.
Sebelumnya mungkin tak terbayangkan, Al-Liwa dan Ar-Rayah, akan diterima oleh semua kalangan di negeri ini. Namun karena kekonsistenan dakwah yang dilakukan oleh HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dalam berbagai aksinya, kini dapat dikibarkan oleh jutaan umat Islam sebagaimana saat ini. Umat sudah tidak lagi menganggap bendera tauhid sebagai bendera ormas atau golongan tertentu, namun mereka semua sudah menerima dengan bangga, dan sudah tidak ada rasa takut dan cemas menggunakan atribut tauhid tersebut. Umat sudah sadar akan pentingnya memegang teguh panji Rasulullah ﷺ .
Walaupun kini HTI sedang dipersekusi dan diintimidasi, sekaligus dikriminalisasi dakwahnya. Puncaknya adalah pencabutan status BHP (Badan Hukum Perkumpulan)-nya. Namun pemerintah salah menduga bahwa nyawa Hizbut Tahrir bukan terletak pada BHP, namun pada ideologinya . itulah ideologi Islam yang senantiasa hidup dalam setiap dada para aktivisnya. Sekaligus berusaha dihidupkan dan disebarluaskan di dada-dada setiap muslim. Bukan hanya di Indonesia, namun diseluruh dunia.
Aksi besar dengan jumlah masa jutaan umat Islam ini tentunya sebuah aksi yang luar biasa dan fenomenal. Bahkan aksi tersebut berjalan dengan damai dan khidmat, walaupun banyak umat Islam hadir namun tak ada satupun yang berani memprovokasi dan merusak persatuan. Mereka berjalan tertib tanpa memikirkan ego masing-masing saling menghormati dan bertoleransi. Mereka semua membantu kelangsungan dan kesuksesan acara reuni 212, dengan kemampuan mereka masing-masing.
Umat Islam berjibaku dalam membantu kesuksesan reuni 212, dengan berbagai cara ada yang membantu mebagikan air mineral, makanan gratis, pijat gratis. Umat mengerahkan seluruh kemampuan mereka dengan sukarela, tanpa dibayar oleh siapapun. Bahkan jika biasanya aksi besar selalu disokong oleh dana yang besar untuk menggerakan masa. Namun pada aksi bela Islam reuni 212, peserta yang hadir tidak ada yang dibayar sama sekali, mereka sukarela bahkan berkorban untuk mensuskseskan acara tersebut.
Jelas aksi bela tauhid yang dilakukan oleh jutaan umat Islam membuktikan bahwa pengalihan isu dari rezim dengan mempropagandakan bahwa yang dibakar adalah bendera HTI, bukan bendera tauhid, gagal total. Umat sudah cerdas dan tak mudah ditipu. Mereka sudah mulai faham bahwa al-Liwa dan ar-Rayah adalah milik umat.
Merawat Spirit Bela Tauhid
Spirit atau semangat memang kadang akan mengendor setelah acara atau sebuah momen berakhir. Namun semangat akan terus terjaga jika terus dirawat dan terus diingatkan. Agar semangat tidak mudah pudar dan selalu tumbuh semangat itu dalam pribadi seseorang dan terus berkembang di tengah-tengah umat. Tak hanya muncul saat simbol-simbol dan ajaran Islam dihinakan dan dilecehkan. Tak hanya hadir saat momen tertentu atau saat syiar-syiar Islam direndahkan. Semangat bela Islam juga jangan hanya muncul saat al-Qur’an dan kalimat tauhid dinistakan. Namun, yang jauh lebih penting, adalah saat hukum-hukum Allah swt atau syariah Islam dicampakkan, sebagaimana yang terjadi saat ini, umat Islam hidup tanpa aturan dan syariat Allah swt. Sehingga umat Islam semakin mudah diadu domba, difitnah.
Karena itu spirit bela tauhid ini harus terus diteruskan dan dilanjutkan oleh umat. Dan spirit tersebut dapat hadir ditengah-tengah umat Islam. Sehingga spirit bela tuhid ini harus mewujud dalam visi sekaligus misi hidup seluruh umat Islam. Sehingga tak hanya terhenti pada jutaan umat Islam yang hadir namun yang belum hadir pun dapat merasakan spirit tersebut. Sehingga energi dapat tersalur dengan baik ditengah umat Islam.
Jika seluruh kaum Muslim memang mengaku dan mengklaim bertauhid. Maka tak ada hukum atau aturan yang wajib mereka laksanakan selain aturan dan hukum Allah Swt atau syariah Islam. Karena itu merupakan sebuah konsekuensi dari kita bertauhid yaitu mentaati segala aturan dan larangan Allah Swt. Termasuk dalam menerapkan syariah Islam. Sehingga terwujud dengan sempurna spirit pembelaan tauhid.
Jika seluruh kaum Muslim mengaku membela kalimat tauhid juga, tentunya tak pantas hanya mampu berslogan tanpa berbuat, maka tak ada lain selain berupaya sekuat tenaga dalam mewujudkan spirit ketaatan pada Allah Swt. Akan selalu berusaha menjaga spirit bela Islam. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memperjuangkaan tegaknya aturan Allah Swt dimuka bumi ini. Sehingga spirit bela tauhid menjadi upaya sungguh-sungguh kaum muslim untuk menegakan aturan-aturan Allah Swt atau syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Dan itu berarti, mereka wajib terlibat dalam perjuangan dalam penegakan syariah Islam, harus konsisten dalam berusaha mewujudkan dan terlibat bersama-sama secara konsisten menyerukan pentingnya penerapan syariah Islam secara menyeluruh dalam tatanan kehidupan. Bukan hanya syariah tentang ibadah, namun dalam seluruh aspek mulai dari berbagai urusan, mulai dari urusan ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, hukum, peradilan, dsb.
Alhasil mari kita siapkan aksi bela Tauhid selanjutnya: mendorong dan menuntut penguasa untuk segera menerapkan syariah Islam secara kaffah. Wallahu’alam bisshawab
Kutipan : Buletin Kaffah Edisi 068, 2018