Al Liwa Organizer
Sejak 2011 negeri Suriah tengah diterpa oleh konflik vartikal yang berkepanjangan hingga detik ini. Negeri yang memeiliki sejarah panjang dan terkenal akan kemegahan peradabannya masa lalunya, saat ini tengah diporak-porandakan oleh ganasnya nafsu anak cucu Adam. Perang yang merupakan efek domino dari fenomena “Arab Spring” yang menerpa negara-negara Arab dan Afrika Utara kala itu, sampai saat ini telah menelan ratusan ribu nyawa mereka yang tidak berdosa. Jutaan lainnya terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya karena sudah tidak kondusif lagi untuk ditinggali. Banyak dari mereka yang meninggalkan kampung halamannya lebih memilih mengungsi ke arah Barat, bukan ke Timur atau Selatan yang merupakan wilayah negara-negara Muslim. Hal tersebut selain dikarenakan oleh Barat menjanjikan kemandiarian ekonomi, juga disebabkan kerena hilangnya rasa percaya mereka terhadap para pemimpin negeri-negeri Muslim yang berprinsip “talk-talk only”. Para pemimpin negeri Muslim tidak peduli dengan penderitaan sesama saudaranya, bahkan semangat solidaritas terhadap sesama saudara seiman pun sudah hilang dari hati mereka, jikalau pun ada itu hanyalah sedikit saja, seperti serpihan rautan pensil di tengah-tengah samudra yang luas.
Para pemimpin tersebut ikut solidaritas terhadap penderitaan sesama muslim hanya jika para rakyatnya bersimpati terhadap penderitaan yang menimpa saudara muslimnya saja. Simpati yang mereka tunjukan tidak lebih dari sekedar hanya berjualan narasi solidaritas terhadap sesama saudaranya. Demi mendulang suara dalam pemilihan umum atau legitimasi atas otoritasnya.
Dalam peperangan yang terjadi di sana (Suriah), rakyatlah yang menanggung beban yang paling berat. Harga yang mesti mereka bayar mahal demi sebuah perubahan. Perang telah meluluh-lantakan negeri mereka, perang juga yang telah memaksa mereka untuk hidup dalam kesepian karena kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Namun yang lebih menyakitkan bagi mereka ialah matinya empati saudara-saudara seimannya terhadap penderitaan yang tengah mereka hadapi.
Mereka saat ini tengah membutuhkan uluran tangan dari kita, bukan hanya yang bersifat materil, melainkan juga bantuan yang bersifat dukungan kepada mereka dengan cara menekan para pemimpin di negeri Muslim untuk supaya peduli terhadp penderitaan rakyat Suriah. Tunjukan bahwa kita berada di barisan mereka, tunjukan bahwa kita masih peduli kepada saudara-saudara kita di Surah yang tengah mengalami derita panjang karena perang. Bukankah kita diwajibkan untuk membantu saudara-saudara kita yang tengah diterpa musibah? Dan penghianatan tertinggi bukan disematkan kepada mereka yang benar-benar berkhianat, melaikan mereka yang diam saat saudara-saudara mereka membutuhkan bantuan. Semoga kita bukan bagian dari golongan tersebut, semoga kita bagian dari barisan yang peduli terhadap penderitaan saudara-saudara seiman kita di Suriah. Karena pada dasarnya ikatan yang berlandasakan pada keimanan haruslah lebih kuat dibandingkan ikatan yang didasari dari garis keturunan.