komunitas royatul islam 1

Garut dan Semangat yang Tak Pernah Surut

Posted on

Momen 11.11.17 adalah masa di mana kami menjadi saksi kecintaan dan pembelaan Umat Islam terhadap bendera tauhid.

Sejak persiapan acara Tabligh Akbar 11.11.17 di Masjid Agung Garut, salah satu saudara kami dari FPI Tasikmalaya yang akrab kami sapa Ustadz Aam, menjadi pengawal dan penunjuk jalan bagi 4 bendera tauhid raksasa (3 bendera tauhid dibentangkan dan 1 bendera tauhid diikatkan pada bambu).

Tools Broadcast WhatsApp

Selama melakukan long march, kami juga menjadi saksi bagaimana para peserta long march berlomba untuk memegang bendera tauhid raksasa. Bahkan, ketika bendera tauhid raksasa tiba di Pintu Gerbang Lapangan Kerkof Garut, pekik takbir bersahutan menyambutnya.

INI BUKAN BENDERA HTI (HIZBUT TAHRIR INDONESIA), INI ADALAH BENDERA UMAT ISLAM

Hal ini juga sempat disampaikan dari mobil komando ketika bendera tauhid tiba di pintu gerbang tersebut. Dan apa yang disampaikan dari mobil komando itu disambut dengan pekik takbir yang jauh lebih keras dari sebelumnya.

Selama Acara Tabligh Akbar, Bendera Tauhid Tidak Berhenti Dikibarkan

Bendera tauhid raksasa yang awalnya berjumlah 3 (tiga), ditambah menjadi 7 (tujuh) setelah memasuki lokasi acara di Lapangan Kerkof Garut.

Selama acara berlangsung, 7 bendera tauhid raksasa dibentangkan dengan rapi dan 2 bendera tauhid raksasa diikat dengan bambu dan dibawa berkeliling lapangan secara bergantian oleh beberapa anggota Komunitas Royatul Islam.

AR RAYAH DILIPAT, AL LIWA DIKIBARKAN

Adapun menjelang penyampaian materi dari Ustadz Bachtiar Nasir, pihak panitia yang juga merupakan Anggota FPI menyampaikan pada kami bahwa ada tekanan dari pihak luar untuk melarang bendera tauhid dikibarkan, yakni Ar Rayah.

Tanpa mengetahui alasan pihak eksternal yang menekan pihak panitia untuk ‘menghilangkan’ Ar Rayah, kami pun langsung melipat Ar Rayah kami dan mengeluarkan Al Liwa Raksasa yang sebelumnya tidak dikibarkan.

Kami langsung mengikuti arahan panitia, karena percaya sepenuhnya pada mereka. Sejak awal pihak panitia sudah mempersilakan Komunitas Royatul Islam untuk mengibarkan Ar Rayah Raksasa. Bahkan, Ustadz Aam dari FPI Tasikmalaya secara khusus mendampingi kami dari mulai awal Masjid Agung Garut hingga Lapangan Kerkof Garut.

liwa dan rayah

Dengan demikian, jika ada tekanan untuk tidak mengibarkan bendera tauhid, tidak mungkin hal itu datang dari panitia. Oleh karena itu, untuk saling melindungi, kami pun akan melindungi acara tersebut agar terus berlangsung dengan tertib. Sebab, dipaksakannya mengibarkan Ar Rayah akan berdampak negatif terhadap acara secara keseluruhan.

Namun, hal itu tidak menjadikan kami berhenti mengusung bendera tauhid. Kami lipat Ar Rayah dan kami keluarkan Al Liwa.

Dengan dibentangkannya Al Liwa, maka tanpa sadar kami telah mengibarkan seluruh bendera tauhid yang kami bawa. Padahal, awalnya Al Liwa Raksasa yang dikibarkan hanya 2. Dengan adanya skenario tersebut, kami bisa mengibarkan 3 Al Liwa Raksasa.

SUMPAH YANG TERTUNAIKAN

Alhamdulillah, sejak awal persiapan acara di Masjid Agung Garut hingga acara berakhir di Lapangan Kerkof Garut, dari sejak sekitar 07.30 WIB hingga 11.30 WIB, tidak satu detik pun kami tidak mengibarkan bendera tauhid.

Di Garut, Saya (Penulis) Menjadi Saksi Dari Sebuah Semangat Yang Tak Pernah Surut

Demi Allah, Saya Memohon Maaf Sebesar-Besarnya Bila Melakukan Kesalahan Selama Saya Memimpin Rekan Rekan Komunitas Royatul Islam

Saya Sangat Takjub Dan Terharu Melihat Kesungguhan dan Pengorbanan Rekan Rekan Yang Datang Dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Bandung, Sumedang, dan Banjar.

Khusus Saya Sampaikan Terima Kasih Pada Ustadz Huda (Sumedang), Ustadz Subhan (Tangerang), dan Ustadz Khadafi (Jakarta). Tiga Serangkai Itulah Yang Mengawali Keputusan Saya Untuk Menggerakan Seluruh Rekan Rekan Komunitas Royatul Islam Ke Garut.

Telah Kami Tunaikan Janji Kami. Kami Datang, Kami Kibarkan, Dan Kami Pulang.

Oleh : Komunitas Royatul Islam

virol tools instagram