Lebih dari dua hari ini, Arab Saudi kembali melakukan pembantian terhadap saudara sesama muslimnya di Yaman. Situ berita Al Jazeera (26/12), melaporkan bahwa sedikitnya 71 warga sipil terbunuh oleh serangan udara Saudi yang selama lebih dari dua hari ini tengah dilancarkan untuk menyerang kelompok Houthi. Serangan pertama terjadi pada Senin, 25 Desember 2017 lalu yang menewasakan sebanyak 11 warga sipil Yaman, termasuk tiga anak-anak dan dua wanita.
Saudi dan koalisinya tak henti-hentinya melakukan pelanggaran kemanusiaan di wilayah ini, namun dunia seakan bungkam. Dunia Islam tidak berani mengkritik karena kedudukan Saudi sebagai representasi dari perwujudan negara Islam. Hanya Iran yang dengan setengah fokal berani menyerang tindakan Saudi tersebut. Negara Barat juga tidk bisa diharapkan, mereka berhasil memanfaatkan konflik di Yaman sebagai sarana perdagangan senjata. Buktinya Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris tentunya berperan sebagai pemasok utama persenjataan Saudi dalam perang tersebut. Isu sektarian sengaja dihembuskan sebagai langkah membungkam kritis dari masyarakat Islam. Seakan tindakan Saudi terhadap warga sipil Yaman demi menegakan panji kebenaran.
Apapun jastifikasi yang dipegang oleh Saudi dalam perang tersebut, tidak akan pernah membenarkan tidakanya dalam membantai warga sipil di Yaman. Baik dilihat dari sudut pandang Barat, maupun Islam. Sampai saat ini, menurut PBB jumalah korban yang tewas dalam konflik tersebut mencapai angka 10 ribu jiwa, dan sebanyak 40 ribu jiwa mengalami cidera. Selain menghadapi ancaman serngan udara Saudi, masyarakat Yaman juga dihadapkan pada mimpi buruk kelaparan yang melanda negaranya. Mimpi buruk itu diperparah oleh wabah kolera yang menurut PBB merupakan wabah kolera terparah sepanjang sejarah modern umat manusia. Hal tersebut tentu saja hasil dari tindakan yang dilakukan oleh Saudi dan juga koalisinya.
Sampai detik ini, tidak ada tanda-tanda keseriusan dari komunitas internasional, baik dari pihak Barat maupun dunia Islam untuk menyelesaikan konflik di sana. Pemerintahan negara-negara Islam hanya peduli dengan kemanusiaan di Palestina karena hal itu lebih banyak menyedot simpati rakyatnya, dibandingkan isu Yaman. Rakyat di negara-negara Islam juga tidak pernah mau ambil pusing dengan isu di negara ini. Mereka tidak peduli tentang nasib warga Yaman, karena bagi mereka hanya Palestina yang merupakan saudara seiman.
Dari kubu penyembah Saudi menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Saudi terhadap warga sipil Yaman adalah demi kebaikan. Mengingat pemimpin Saudi telah hafal Al Quran. Bagi mereka indikator kebenaran adalah hafal Quaran bukan tindakan, tidak peduli meskipun Saudi telah membantai ribuan warga Yaman yang tidak berdosa tapi kalau ia hafal Quran berarti itu sebuah tindakan kebenaran. Pada akhirnya hal seperti ini yang mebuat kemunduran dunia Islam.
Semoga mata hati kita terbuka supaya bisa melihat sebuah kebenaran, dan semoga kita tergerak untuk peduli terhadap Yaman. Kita lakukan apa yang sudah kita lakukan terhadap Palestina, kita kumandangkan dukungan terhadap warga Yaman. Kita tekan dunia Islam supaya peduli terhadap isu ini, dan segera berperan aktif untuk menyelesaikan konflik di sana. Sebelum jatuh lebih banyak lagi korban yang tidak berdosa.
Muhammad Isakndar Syah