Meluruskan Klaim Zombi Muslim I

Posted on

Banyak artikel dan info grafik yang bertebaran di internet mengartikulasikan bahwa zombi adalah seorang muslim Brazil. Zombi yang sekarang kita pahami sebagai mayat hidup yang haus darah seperti yang digambarkan dalam film dan novel merupakan upaya untuk mendeskriditkan perjuangan (sejarah) zombi asli, yakni zombi muslim. Kurang lebih seperti itulah argumen yang dibangun dalam artikel-artikel tersebut.

Namun benarkah demikian, bahwa zombi merupakan seorang pejuang muslim? Baik sebelumnya kita harus identifikasikan terlebih dahulu zombi yang mana yang dimaksud sebagai muslim tersebut. Indikasi terbesar ialah “Zumbi dos Palmares”, yakni seorang kesatria terkemukan dalam sejarah perlawanan di Brazil. Ia merupakan raja terakhir Quilombo dos Palmares, yakni sebuah pemukiman orang-orang Afro-Brazil yang telah membebaskan diri dari kungkungan perbudakan kala itu. Saat ini daerah tersebut dikenal dengan nama Alagoas, salah satu negara bagian di Brazil.

Tools Broadcast WhatsApp

AWAL KEHIDUPAN ZUMBI

Zumbi lahir di Quilombo atau Palmares pada tahun 1655. Ibunya bernama Sabina yang merupakan anak dari Raja Kongo (namun tidak dikethui namanya). Zumbi dan keluarganya merupakan keturunan bangsa Afrika Barat. Merka di bawah ke Amerika Latin (Brazil) saat mereka kalah perang melawan bangsa Portugis dalam pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Mbwila, yang di terjadi di wilayah Angola di masa modern. Kala itu, Sabina (ibu Zumbi) dan beberapa keluarganya dijadikan budak untuk mengurusi perkebunan Santa Rita yang terletak di Captaincy of Pernambuco, yang saat ini berada di wilayah utara Brazil.

Zumbi diculik saat masih kecil oleh tentara Portugis–saat itu Brazil di bawah jajahan Portugis–dan diserahkan kepada seorang pendeta yang bernama Bapak (sebutan untuk pendeta) Antonio Melo. Ia dibaptis dengan nama Francisco.
Saat usianya menginjak 15 tahun, yakni tahun 1670, ia telah menentang pendudukuan kulit putih terhadap Brazil (padahal kala itu ia masih tingga bersama mereka). Karena penentangannya tersebut, akhirnya ia melarikan diri ke tempat kelahirannya. Di sana ia dikenal dengan kekuatan fisiknya dan juga kecerdikannya, maka tidak mengherankan jika pada awal usianya menginjak duapuluhan, ia sudah menjadi pribadi yang disegani sebagai ahli taktik pertempuran.

PENENTANG KERAS PORTUGIS

Palmares telah berkali-kali mengadakan perlawanan terhadap Portugis, kala itu–tepatnya tahun 1678–Gubernur Captaincy of Pernambuco, Pedro Almeida merasa lelah dengan pertempuran yang tiada akhir tersebut. Akhirnya ia berusaha menggunakan taktik licik dengan merangkul Raja bangsa Palmares, yakni Ganga Zumba. Almeida menawarkan tawaran yang menjanjikan bagi Zumba, yakni kebebasan bagi semua budak yang melarikan diri. Namun peneawaran tersebut bukan tanpa syarat, Almeida meminta supaya Palmares di bawah kekuasaan Zumba harus tunduk pada otoritas Portugis. Raja Zumba pun menyepakati hal tersebut, karena dirasa menguntungkan bagi dirinya dan kaumnya.

Namun tidak demikian dengan Zumbi, ia menolak kesepakatan tersebut. Zumbi yang kala itu menjadi panglima tertinggi pasukan kerajaan sejak tahun 1675 merasa tidak percaya kepada Portugis. Baginya, hal tersebut hanya siasat bangsa Portugis untuk melemahkan perlawanan bangsa kuli hitam. Lebih lanjut, ia menolak untuk menerima kebebasan bagi orang-orang Palmares sementara orang Afrika (bangsa kulit hitam) lainnya tetap diperbudak. Dia menolak kemenangan Almeida dan akhirnya menantang kerajaan Gangga Zumba.

Pada 1687, Ganga Zumba dibunuh oleh keponakannya Zumbi, yang berusaha menerapkan sikap yang jauh lebih keras melawan Portugis. Ia Bersumpah untuk melanjutkan perlawanan terhadap penindasan Portugis, dan setelah itu, akhirnya Zumbi menjadi raja baru Palmares.

Lanjut keĀ Meluruskan Klaim Zombi Muslim II

virol tools instagram