Liberalism is the Most Successful Idea [II]

Posted on

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Dikarenakan berbagai faktor seperti yang disebutkan dalam tulisan sebelumnyalah sebagian pengemban ide Islam merasa canggung dengan idenya. Mereka mencari jalan tengah di antara kedua ide tersebut, yakni mengombinasikan antara Islam dan Liberalisme. Langkah yang mereka lakukan pada dasarnya karena ketidakpercayadirian mereka dengan Islam, apakah ide tersebut bisa berkoeksisten dengan perkembangan zaman. Ketidakpercayadirian ini berakar pada ketidakpahaman akan geneologi dari masing-masing ide tersebut. Padahal ide Islam merupakan ide yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia hingga akhir zaman. Jadi jika kita melekatkan ide Islam dalam tempurung kepala kita, maka tidak ada lagi pertanyaan mengenai “apakah ide Islam masih relevan?”.

Tools Broadcast WhatsApp

Klaim yang menyatakan bahwa Liberalisme merupakan ide yang paling berhasil, dan tentu saja relevan dengan zaman, juga patut kita pertnyakan. Jika kita bersandar pada relaitas saat ini, maka saya akui bahwa ide Liberalisme begitu berhasil dalam mendakwahkan dirinya. Keberhasilan ini sebagain besar ditopang oleh sekumpulan imperium yang saling bahu-membahu dalam melanggengkan Liberalisme dan mendakwahkannya, yakni Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Sedangkan, Islam tidak memiliki “imperium pendakwah” tersebut.

Bayangkan, ide Liberalisme saat ini hampir diamini oleh seluruh negara di dunia ini, bahkan hampir seluruh individu yang saat ini masih hidup di dunia ini mengadopsi paham ini atau gagasan Liberalisme. Selian ditopang oleh imperium, Liberalisme juga diesebarkan oleh aktor-aktor yang lebih kecil, seperti media dan organisasi non-pemerintahan. Kombinasi berbagai aktor tersebutlah yang pada akhirnya membuat ide Liberalisme tetap kokoh bercokol di dalam tempurung kepala manusia.

Jika Liberalisme ide yang paling sukses untuk didakwahkan, berbeda dengan Islam. Islam merupakan ide yang terpaksa menelan kekalahan dikarenakan tidak adanya imperium yang menopang penyebaran ide ini. Namun meskipun begitu, Islam merupakan satu-satunya ide yang diridahai oleh Allah SWT dan ide ini juga datangnya dari-Nya. Maka Sudah pasti ide ini akan membawa kebaikan, baik bagi manusia maupun alam semesata.

Berbeda dengan Liberalisme yang meskipun sukses didakwahkan namun ide ini tidak membawa kebaikan bagi manusia, apalagi alam semesata. Atas ulah ide inilah terjadi berbagai kekacauan di dunia ini. Barat mendakwahkan ide Liberalisme hanya supaya mereka bisa menjaga sistem ini tetap langgeng, sistem yang akan selalu menjaga kepentingan dan nafsu ingin menguasai dunia.

Maka belajar dari Liberalisme, satu-satunya cara jika ide Islam sukses untuk didakwahkan, maka bangkitkan kembali imperium Islam sebagai penopang penyebaran ide ini ke seluruh plosok Dunia. Karena hanya dengan cara itu ide Islam bukan hanya bisa disebarkan, tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap insan. Insay Allah kita akan menunggu dan berjuang untuk membangkitkan imperium tersebut…! Karena hal itu merupakan suatu keniscayaan, hal itu suatu yang sudah dijanjikan tinggal apakah kita mau bersama-sama berjuang untuk menegakkannya.  Takbir…!

Muhammad Iskandar Syah

[Selesai]

virol tools instagram