AL Liwa Organizer
Dalam film-film yang diprodeksi Amerika kerap kali mempertontonkan bagaimana pahlawan super bertempur demi menyelamatkan manusia dari ancaman musuh-musuh. Dalam film tersebut juga sering dijumpai para pahlawan tersebut mengatakan kata-kata yang intinya mengarah pada makna bahwa mereka yang mempunyai kekuatan besar akan memiliki tanggungjawab yang besar pula. Kata-kata seorang pahlawan tersebut merupakan semangat sebagaian besar dari masyarakat Amerika. Mereka menginginkan negaranya (sebagai negara yang memiliki kekuatan besar) bisa bertanggung jawab untuk menjaga perdamian dan keamanan dunia. Maka tidak heran jika kita kerap kali menemui Amerika yang sering kali ikut campur dengan urusan yang terjadi di negara lain.
Namun sayangnya, Amerika merupakan negara yang imperelais, di mana setiap kebijakan maupun intervensinya terhadap urusan negara lain tidak lebih dari hanya sekedar menjaga maupun memenuhi kepentingan dirinya. Maka tidak sedikit rakyatnya yang mengkritik kebijakan negaranya yang sering mengintervensi urusan negara lain. Hal ini disebabkan karena jejak masa lalu negara itu dalam mengintervensi negara lain bukan demi menjaga keamanan dan perdamian, melainkan demi kepentingan-kepentingan pragmatisnya. Amerika kerap menggunakan slogan intervensi kemanusiaan untuk menyerang negara-negara lain. Padahal slogan ini sebelum di salah gunakan oleh Amerika merupakan slogan yang begitu mulia.
Slogan tersebut juga tumbuh dalam tradisi Islam, yakni atas nama solidaritas terhadap sesama muslim. Bagi kita yang beragama Islam, kepedulian kepada sesama saudara kita merupakan sebuah keniscayaan dalam ajaran Islam. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, yang artinya:
“Sorang mukmin dengan mukmin lain ibarat bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain” Kemudian Beliau (Nabu Muhammad SAW) menganyam jari-jemarinya, setelah itu Nabi SAW duduk, jika ada seorang laki-laki memerlukan atau meminta suatu kebutuhan datang kepada Beliau, maka Beliau akan mengahdapkan wajahnya kepada kami, lalu Beliau bersabda, (yang artinya): ‘Berikanlah pertolongan agar kalian saling memperoleh pahala dan semoga Allah SWT melaksanakan apa yang disenangi-Nya melalui ucapan Nabi-Nya.’” (Bukhari No. 5567)
Allah SWT juga telah berfirman dalam Al Quran, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damiakanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. [Al-Hujurat: 10].
Berbagai dalil tersebut menegaskan bahwa sesama kaum muslimin adalah suadara. Ikatan persaudaraan atas nama iman Islam bahkan lebih kuat dibandingkan yang didasrkan pada ikatan darah. Begitu indahnya ajaran Islam yang dibawah oleh Baginda Besar Muhammad SAW sehingga kita disatukan dalam satu semangat solidaritas persaudaaraan. Rasulallah SAW juga dalam kesempatan lain pernah bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang bangun pagi tetapi dia tidak memikirkan kepentingan umat Islam, maka dia bukan umatku.” (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa semangat solidaritas antara sesama muslim begitu dijunjung tinggi dalam agama ini.
Saat ini kita kerap kali mendengar, membaca ataupun melihat dalam berita bahwa saudara-saudara kita di Suriah tengah menghadapi bencana perang yang begitu dahsyat. Perang yang telah terjadi salama lebih dari 7 tahun ini membuat mereka dalam kondisi yang memperihatinkan. Banyak di antara dari mereka yang menderita kelaparan dan derita perang lainnya. Mereka adalah bagian dari saudara-saudara kita yang tengah mengalami derita. Pantaskah jika jita hanya diam dan menyaksikan penderitaan mereka? Jika itu yang kita lakukan pantaskah kita menyebut diri kita sudara-saudara mereka? Padahal kalau memang benar-benar saudara, apalagi persaudaaraan dalam Islam lebih kuat ikatannya dibandingkan ikatan darah otomatis jika saudara kita tengah tertimpa musibah kita akan ikut merasakan sakitnya atau paling tidak ikut bersimpati atas penderitaan mereka. Rasa simpati ini akan diejawantahkan dalam bentuk tindakan nyata. Tindakan nyata tersebut bukan hanya dimaknai secara harfiah, yakni kita membantu mereka secara langsung di sana, namun aksi nyata tersebut bisa juga dimaknai bantuan secara tidak langsung, seperti berdonasi, membagikan artikel dan berita tentang kondisi mereka di Suriah, menekan pemerintah untuk bisa berperan aktif mengawal isu perang di sana maupun memberikan bantuan kepada para korban, dan juga menggalang donasi di lingkungan sekitar untuk kemudian diserahkan kepada badan-badan amal yang fokus untuk membantu rakyat Suriah.
Jika kita bisa melakukan itu semua, atau miskipun hanya salah satu saja, Insya Allah hal itu merupakan pertanda bahwa kita masih peduli terhadap saudara-saudara kita di Suriah. Kita juga jangan lupa untuk berdoa semoga umat Islam segera meraih kemenagan suapaya tidak ada lagi saudara-saudara kita yang teraniaya. Salam Ukuwah Islamiyah….!
NB: Tulisan ini bertujuan untuk memantik dan menstimulus semagat persaudaraan di antara sesama umat Muslim supaya kita bisa peduli kepada kondisi saudara-saudara kita di Suriah yang tengah mengahdapi bencana perang yang begitu luar biasa. Semoga Allah SWT selalu beserta mereka aamiin…!