islam rahmatan lil alamin

AWAKENING THE GIANT I

Posted on

“It is the nature of Islam to dominate, not to be dominated, to impose its law on all nations and to extend its power to the entire planet”.
~Hassan al-Banna

Islam merupakan agama yang penuh dengan rahmat. Agama ini diturunkan kepada Rasulullah Bagnda Muhammad SAW di tengah-tengah kejumudan dan kegelapan bangsa Arab kala itu. Namun demikian, Islam bukan hanya agama yang diturankan kepada bangsa Arab pada zaman itu, Islam juga agama yang diperuntukan bagi umat manusia di dunia ini hingga kelak akhir zaman. Hal tersebut berdasarkan pada firman Allah SWT: “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3].

Tools Broadcast WhatsApp

Islam Rahmatan Lil Alamin

Islam adalah agama yang mempersatukan bangsa-bangsa, agama yang mempersaudarakan seluruh muslim di muka bumi ini, Islam juga agama yang membawa kejayaan dan rahmat di dunia ini. Agama ini bukan hanya mengatur ihwal urusan individu dengan Tuhannya (Allah SWT), melainkan juga berbagai urusan yang menyeluruh tentang hidup manusia, bahkan politik dan pemerintahan, dan tentu saja menyangkut juga hukum dan tatanan ekonomi. Saat kemunculan Islam hingga seribu tahun lebih setelahnya, Islam pernah berjaya menguasai dan memakmurkan sebagian penduduk dunia ini. Kekuasaannya membentang dari semenanjung Iberia di sebelah barat hingga Indonesia di sebelah timur. Islam sungguh menjayakan dan memakmurkan para penduduk di negeri-negeri yang dikuasainnya.

Islam bukanlah agama yang melakukan penindasan untuk menguasai sebuah negeri, Islam berbeda dengan Eropa yang berwatak penindas dan bermental imperelais. Tatkala Islam menguasai sebuah negeri, maka Islam akan membuat negeri itu bangkit dari keterpurukannya, baik keterpurukan dalam ihwal materil maupun non-materil atau jasmania. Kita dapat membandingkan antara penguasaan oleh Eropa dengan penguasaan oleh Islam, Eropa tatkala menguasai suatu negeri ia akan memeras dan menindas negeri itu secara membabi-buta tanpa mengenal rasa ketuhanan dan kemanusiaan. Eropa juga tak pernah segan untuk mambantai penduduk negeri yang mereka kuasai dengan sangat sadis. Sebagai contoh ialah Raja Leopold II dari Belgia, saat Belgia menguasai (menjajah) Afrika, ia membunuh antara lima hingga sepuluh juta penduduk di sana. Kita bisa bayangkan kurang lebih satu kota jakarta (dengan estimasi penduduk pada 2010 9,608 juta jiwa [1]) dibantai oleh Leopold II di Afrika atau tepatnya Kongo [2]. Selain Belgia, negara-negara Eropa lain juga melakukan hal yang demikian. Belanda misalnya, negara ini menjajah Indonesia dengan sangat kejam, sumber daya alam di negeri ini dikuras habis hingga menyisahkan kesengsaraan bagi bangsa Indonesia. Belum lagi nenek moyang kita dipaksa untuk dieksploitasi tenaganya oleh negara penjajah ini.

Tak terkecuali bagi Inggris, imperium ini sudah dikenal sebagai imperelais sejati yang sangat kejam. Misalnya saja yang terjadi pada orang-orang Boer, sepanjang Perang Boer Kedua (1899-1902), Inggris memasukan 107.000 orang Boer kedalam kemp konstreasi—termasuk wanita dan anak-anak. Di dalam kemp tersebut orang-orang Boer banyak menderita kelaparaan dan mengidap berabagai penyakit disebabkan oleh kelebihan kapasitas. Akibatnya, 27.927 orang Boer meninggal dalam kemp tersebut [3]. Hal yang lebih parah menimpa bangsa India, antara 12 hingga 29 juta penduduk India meninggal karena kelaparan yang menimpa mereka saat wilayah itu di bawah kendalil Imperium Inggris—saat jutaan ton gandum dari daerah tersebut di ekspor ke Inggris. Pada 1943, sekitar empat juta penduduk Bangla mati kelaparan tatkala Winston Churchill mengalihkan bahan makanan kepada tantara Inggris dan negara seperti Yunani saat bencana kelaparan sedang melanda penduduk Bengal. Di tahun 1943, Churchill mengatakan sesuatau yang sangat rasis terkait tanggapannya dalam melihat bencana kelaparan yang menimpa penduduk Bengal: “I hate Indians. They are a beastly people with a beastly religion. The famine was their own fault for breeding like rabbits” [4].

Begitu pula yang terjadi kepada bangsa asli Amerika, sejarahwan memperkirakan bahwa kolonialisasi bangsa Eropa terhadap bangsa Amerika membunuh hingga 100 juta suku asli bangsa tersebut, atau kurang lebih setengah dari penduduk Indonesia saat ini [5]. Hal tersebut bukan hanya dilakukan oleh bangsa Eropa, Jepang juga melakukan hal yang demikian. Penguasaan Jepang terhadap suatu wilayah pada dasarnya menjiplak penguasaan Eropa terhadap wilayah lain, yakini penjajahan. Kita bisa melihatnya dari pengalaman sejarah bangsa kita sendiri, bagaimana penjajahan Jepang memporak-porandakan bangsa ini. Meskipun masa kolonialisasi Jepang jauh lebih pendek dibandingkan kolonialisasi bangsa Eropa, namun dampak buruknya tidak kalah menghancurkan dibandingkan Eropa. Jepang bahkan memaksa wanita-wanita yang berasal dari negeri jajahannya untuk melayani nafsu biadab tentara-tentara Jepang. Mereka (para wanita) terkenal dengan sebutan “Jugun Ianfu” yang berarti wanita penghibur atau pelacur (comfort women).

Islam Membebaskan Bukan Menjajah

Hal tersebut tentu saya bertolak belakang dengan penguasaan suatu negeri oleh peradaban Islam, tatkala sebuah negeri dikuasai oleh Islam, maka penduduk negeri tersebut akan hidup dengan kedamian dan kesejahteraan. Islam sangat memuliakan umatnya, peradaban ini pernah dikenal sebagai peradaban yang agung dan begitu termasyur pada zamannya. Namun saat ini peradaban Islam seakan tertidur, raksasa yang bisa memberikan kesejahteraan dan kedamian kepada muslim sedang terlelap dalam tidur panjangnya. Tidurnya sang raksasa ini akhirnya membuat umat Islam di seluruh dunia tercerai-berai dan diombang-ambingkan oleh para negeri penjajah. Umat Islam saat ini banyak hidup dalam kesengsaraan dan ketidakadilan, meskipun mereka hidup di negeri-negeri yang berpenduduk mayoritas muslim, namun mereka hidup dalam ketidakadilan yang dilakukan oleh para penguasa dzolim. Umat Islam saat ini tak ubahnya seperti buih di lautan, mereka banyak namun tak berarti dan tak mewarnai dunia ini. Padahal dulu umat Islam merupakan sang penguasa peradaban, Islam memberikan kejayaan bagi muslim di muka bumi ini.

Di Iraq, Rohingya, Palestina, Suriah, Yaman, Afghanistan, dan daerah-daerah muslim lainnya, umat Islam ditindas, mereka dibantai dengan berbagai macam dalil. Penguasa-penguasa negara muslim hanya diam, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan banyak dari penguasa-penguasa ini justru berkolaborasi dengan bangsa penjajah untuk mematikan kebangkitan Islam.

Maka saat ini, sudah saatnya bagi kita sebagai umat Islam untuk bangkit, sudah saatnya bagi kita untuk mengatakan kepada para penguasa dzolim untuk segera berhenti menindas umat Islam, sudah saatnya bagi kita untuk bangkit, kembali menjadi sang raksasa yang menguasai berbagai negeri dengan kemaselahatan di tengah-tengah negeri tersebut. Islam tidak seperti Eropa yang melakukan penjajahan, Islam adalah agama yang penuh rahmat. Jika sang raksasa ini menguasai sebuah negeri, maka hanya ada kedamian dan kesejahteraan di dalam negeri tersebut. [Yopi Makdori]


REFERENSI

[1] Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta 2010, 2014, dan 2015. Diakses melalui https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/136, peda 10/11/2017
[2] The hidden Holocaust (13 May 1999). Diakses melalui https://www.theguardian.com/theguardian/1999/may/13/features11.g22, peda 10/11/2017
[3] Muhammad Iskandar Syah. “Amnesia Historis Rakyat Inggris”. Diakses melalui http://grenthink.blogspot.co.id/2017/08/amnesia-historis-rakyat-inggris.html, pada 10/11/2017
[4]Ibid.
[5] Alan Taylor (2002). “American colonies; Volume 1 of The Penguin history of the United States, History of the United States Series. Penguin“. Hal. 40.

virol tools instagram