Baca Sebelumnya Meneropong Negara Tua dari Seberang Samudra I
Seperti halnya kebiasaan di dalam agama Islam, anak laki-laki yang lahir harus segera di khitan dan mereka sering merayakannya dengan pesta yang cukup besar. Tidak hanya anak laki-laki, anak perempuan di Yaman juga harus dikhitan, meskipun undang-undang di negara itu melarangnya sejak 2001.
Masyarakat Yaman memiliki pakaian adat yang unik. Pakaian khas masyarakat Yaman berbeda dengan mereka yang tinggal di Semenanjung Arab pada umumnya. Laki-laki Yaman biasanya mengenakan thawb, yakni gamis untuk laki-laki, panjang dan longgar dan dilengkapi dengan jaket di atasnya.
Mereka juga kerap kali mengenakan futah tradisional atau kalau di Indonesia seperti sarung.Futah tersebut biasanya sering kali dipakai bersama dengan kemeja. Selain itu, serban juga digunakan bagi pria sebagai penutup kepala atau topi bambu yang ditenun yang dikenal dengan nama kopiah.
Sementara itu untuk wanita, pakaian yang dikenakan mereka tergantung pada kegiatan apa yang dilakukannya sehari-hari. Di Yaman Utara misalnya, wanita di kota biasanya mengenakan sharsaf, rok hitam, kerudung dan juga cadar.
Pakaiannya tentu saja menutupi seluruh tubuh. Sedang kan di Yaman Selatan, pemerintahnya menen tang keras aturan berpakaian seperti yang masayarakat Yaman Utara kenakan. Sementara itu di pedesaan, wanita di daerah itu sering berpakaian jubah lebar, sehingga mereka dapat bergerak dengan leluasa. Meskipun begitu, wajah mereka tetap tertutup oleh cadar dengan warna pakaian yang lebih beragam.
Sedangkan di wilayah Yaman lainnya, tak jarang wania mengenakan sepatu dengan celana panjang longgar yang dikenal sebagai “sirwal”. Wanita di sana yang bekerja di luar rumah biasanya mengenakan topi jerami bertepi lebar–dikenal juga dengan sebutan dhola–untuk melindungi wajah dari terik matahari yang menyengat di sana.
Pengaruh Budaya Islam yang Kuat
Seperti yang kita tahu bahwa mayoritas penduduk Yaman adalah pemeluk Islam. Jumlah mereka menenpati proporsi yang cukup besar, yakni mencakup 98 persen dari populasi penduduk Yaman secara keseluruhan.
Ajaran Islam dan nilai-nilainya merupakan pedoman serta tuntunan pada seluruh aspek kehidupan di masyarakat atau sudah menjadi prinsip yang mendarah daging dalam masayarakat di sana. Islam telah tersebar luas di Yaman bahkan semenjak masa Nabi Besar Muhammad SAW.
Sejarah mencatat bahwa Ali bin Abi Thalib adalah orang yang mengenalkan agama ini kepada penduduk Yaman pada kisaran tahun 630 M. Sama dengan kebanyakan daerah lain di Timur Tengah, ajaran Islam di Yaman tidak butuh waktu lama untuk berkembang secara pesat.
Sumbangsi negara ini terhadap pencapaian peradaban gemilang umat Muslim Abad Pertengahan begitu besar.Banyak dari penduduk Yaman yang terjun di kancah kemiliteran kekhalifahan kala itu. Mereka turut serta dalam ekspedisi perluasan wilayah Islam yang berakhir dengan sebuah kesuksesan.
Pada perkembangan selanjutnya, warga Yaman akhirnya terbagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu penganut Suni yang jumlahnya mencapai persentase hingga 50-55 persen penduduk Muslim di sana, serta Syiah yang mencapai persentase sebesar 42-47 persen.
Selain itu juga, dilihat secara mazhab menunjukan bahwa Islam Suni di sana pun terbagi lagi dengan mayoritas atau 50-55 persen adalah pengikut Mazhab Syafi’i, sedangkan 40-45 persen adalah aliran Zaidi (Zaidi pada dasarnya mazhab dalam Syiah namun secara tradisi lebih dekat dengan Sunni). Sementara 2-5 persen lainnya ialah penganut Mazhab Ismaili.
Pengikut Suni di Yaman banyak menetap di daerah Yaman sebelah selatan dan tenggara. Sedangkan di utara, merupakan pusat pengikut Zaidi, dan pengikut ajaran Jafari banyak menduduki kawasan Yaman tengah, seperti Ibu Kota Sana’a sebagai pusatnya.
Budaya Islam di negeri itu terasa kental, terutama yang begitu terasa kuat di Sana’a sebagai ibu kota Yaman. Kota ini menjadi refleksi Islam baik dari sisi arsitektur maupun tradisi yang berlaku di tengah- tengah warga Yaman.
Seperti umat Islam di Indonesia, umat Islam di Yaman itu pun merayakan hari besar. Ada lima hari besar Islam yang dirayakan Muslim di negeri yang saat ini tengah dilanda konflik dan kelaparan tersebut, yakni Pertama, saat satu Muharram yang merupakan tahun baru Islam; Kedua, Idul Fitri, ketiga, dikala Idul Adha, Keempat saat hari Isra Miraj, dan terakhir, Kelima saat hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Selesai