Menelisik Sejarah Masuknya Islam ke Sri Lanka

Posted on

Sri Lanka adalah negara yang terletak di kawasan Asia Selatan. Negara ini tepat berada di bawah atau sebelah selatan India. Negara ini memiliki nama resmi Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka. Hingga tahun 1972, negara ini dikenal dengan sebutan Ceylon.

Sri Lanka merupakan sebuah negara republik. Negara ini beribu kota, Sri Jayawardenapura Kotte, merupakan kota pinggiran dari kota terbesar di Sri Lanka, Kolombo. Sri Lanka terkenal akan produksi komoditas tehnya. Produk lain yang juga sangat penting dalam menunjang pemasaukan negara ini adalah kopi, batu permata, kelapa, karet, dan kayu manis. Sri Lanka sering dijuluki sebagai “Permata Samudra Hindia” karena bentuknya dan juga keindahan alamnya dan tentunya letaknya yang berada di sebelah utara Samudra Hindia.

Tools Broadcast WhatsApp

Secara demografis, Sri Lanka tergolong sebagai negara yang multi etnis. Sekitar 69% populasi di sana berasal dari Suku Sinhala. Suku ini mayoritas beragama Buddha dengan mazhab Theravada. Kelompok lainnya ialah Suku Tamil yang menempati persentase 18% dari total jumalah penduduk Sri Lanka. Suku ini juga mayoritasnya beragama Hindu. Ia banyak tinggal di sebelah utara dan timur wilayah Sri Lanka. Suku Tamil dibagi lagi kepada dua kelompok, yakini Tamil Asli dan suku Tamil yang merupakan pendatang baru dari India. Bahasa dari kedua etnis mayoritas di Sri Lanka ini juga menjadi bahasa resmi sejak persetujuan India-Sri Lanka yang ditandatangani pada tahun 1989. Sedangkan untuk Bahasa Inggris, merupakan bahasa pemersatu berdasarkan konstitusi. Bahasa Inggris juga merupakan bahasa ibu bagi sekitar 10% dari seluruh penduduk, dan dituturkan serta dimengerti dengan luas oleh penduduk Sri Lanka. Ketiga-tiga bahasa tersebut juga digunakan dalam pendidikan dan pemerintahan.

Sedangkan bagi muslim, populasi mereka di sana begitu minoritas, yakini hanya menempati proporsi 8%, yang kebanyakan merupakan keturunan Arab dan Melayu. Lalu suku Burgher (keturunan campuran Eropa), hanya menempati proporsi 1%. Agama-agama terbesar di sana adalah Buddha 70%, dan Hindu 15%. Sedangkan sekitar 7% dari populasi beragama Kristen 7% Katolik, dan 1% Protestan.

Melihat hal tersebut, tentu saja kaum muslim di Sri Lanka tergolong minoritas di tengah mayoritas penduduk yang beragama Buddha. Sumber lain menyebutkan bahwa Populasi muslim di sana hanya sekitar delapan persen dari sekitar 20 juta penduduk negeri tersebut. Secara general, komunitas Muslim di Sri Lanka terbagi atas tiga kelompok, yakini Sri Lanka Moors, India Muslim, dan Melayu. Keberadaan kelompok-kelompok tersebut tentunya punya sejarah dan tradisi masing-masing.

Awal Mula Masuknya Islam

Dalam catatan sejarah menunjukkan, bahwa kehadiran Islam ke wilayah ini punya sejarah yang begitu panjang. Islam masuk ke wilayah Sri Lanka bermula dari kedatangan pedagang Arab di abad kedelapan. Banyak di antara mereka menetap di pulau bagian bawah negeri tersebut. Kemudian mereka menikah dengan masyarakat Sri Lanka, dan melakukan penyebaran agama Islam di sana. Mereka tentunya melakukan perdagangan bersama penduduk setempat hingga mencapai kejayaannya pada abad kelimabelas masehi. Mereka itulah yang kemudian disebut sebagai kelompok penduduk Sri Lanka Moors. Istilah “Moor”, dilihat dari sudut pandang etimologi, pertama kali digunakan oleh orang-orang Portugis. Populasi Sri Lanka Moors mencapai 93% dari penduduk Muslim di negeri tersebut. Masyarakat dan pemerintah menyematkan istilah “etnis muslim” untuk menyebut semua penduduk yang beragama Islam di sana.

Pada tahun 1980, pemerintahan Sri Lanka membentuk sebuah Departemen Urusan Agama dan Budaya Islam. Departemen ini khusus untuk menangani kepentingan muslim Sri Lanka. Selain itu, depertemen ini juga merupakan sikap tegas pemerintah Sri Lanka terhadap usaha Etnis Tamil yang berupaya menjadikan muslim Sri Lanka sebagai bagian dari Etnis Tamil. Pemerintah Sri Lanka yang  kala itu dikuasai oleh Etnis Shinhala menentang hal itu, dan tetap menjadikan umat Islam di Sri Lanka sebagai ‘etnis muslim’ dengan identitasnya tersendiri. Selain muslim Suni (mazhaf Syafi’I dan Hanafi) serta komunitas kecil Shiah, Komunitas Ahmadiyah di Sri Lanka juga sudah berdiri sejak tahun 1915. Namaun layaknya muslim di Indonesia, muslim di Sri Lanka juga menganggap Ahmadiyah bukan bagian dari Islam karena secara akidah sudah berbeda.

Sampai saat ini, sudah ada sekitar lima ribu buah masjid di Sri Lanka yang senantiasa berkoordinasi dengan Departemen urusan agama dan Budaya Islam Sri Lanka. Selain hal tersebut, terdapat juga sekitar 749 sekolah Islam dan 205 madrasah di Sri Lanka yang mengajarkan pendidikan tentang Islam di negara itu. Salah satu sekolah Islam ternama di Sri Lanka ialah Zahira College yang terletak di kota Kolombo. Sekolah Islam tersebut merupakan sekolah Islam pertama di Sri Lanka yang dibangun pada tahun 1892 oleh tokoh muslim Sri Lanka, yakini I. L. M. Abdul Aziz dan Arasi Marikar Wapchie Marikar dengan dibantu dana dari Ahmed Orabi Pasha. Awalnya, sekolah ini merupakan sebuah madrasah yang bernama Al Madrasathul Zahira dan kini menjadi sekolah Islam terbesar dengan siswanya mencapai angka empat ribu siswa. Sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah paling bergengsi di Sri Lanka. Di dalam kompleks sekolah ini juga terdapat masjid tertua di Sri Lanka, yang masih eksis hingga saat ini. Muslim di negara itu juga memiliki sebuah universitas Islam yang berlokasi di Beruwala (Jamiya Naleemiya).

Perkembang Islam di negara tersebut tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Pantai Malabar, India. Catat sejarah menunjukkan bahwa orang Arab yang menetap di Pantai Malabar biasa berlayar dari Pelabuhan Cranganore ke Sri Lanka untuk menziarahi apa yang mereka percayai sebagai bekas tapak kaki Nabi Adam di puncak sebuah gunung yang hingga kini masih dikenal sebagai “Puncak Adam”. Ibn Batuta, seorang pengembara Arab dan geografer muslim terkenal abad ke-14, menemukan banyak pengaruh Arab di Sri Lanka dalam catatan pengembaraannya. Bahkan, sebelum akhir abad ke-7 sebuah koloni pedagang Islam telah tiba di sana (Sri Lanka).

Menurut Tikiri Abeyasinghe dalam buku “Portuguese Rule in Ceylon”, 1594-1612 (Pemerintahan Portugis di Ceylon, 1594-1612), Muslim pertama yang datang ke Sri Lanka adalah sekelompok orang Arab Bani Hashim yang diusir dari Tanah Arab pada awal abad ke-8 pada masa pemerintahan Khalifah Abd al-Malik ibn Marwan. Mereka berasal dari selatan Sungai Furat, lalu menetap di Concan di bagian selatan Benua India, Pulau Ceylon (Sailan), dan Melaka. Sebagian dari mereka yang datang ke Ceylon membentuk permukiman besar di sepanjang pantai timur laut, utara, dan barat pulau yang sekarang disebut dengan Sri Lanka tersebut, yakni sebuah di Trincomalee, sebuah di Jaffna, sebuah di Colombo, sebuah di Barbareen, dan sebuah di Point de Galle.

Sedangkan, muslim India untuk pertama kali masuk ke Sri Lanka pada masa penjajahan Portugis. Lalu gelombang berikutnya masuk pada masa penjajahan Inggris. Pada saat itu India juga masih di bawah jajahan Inggris. Yang paling dikenal di sana ialah muslim dari Pakistan dan India selatan. Muslim dari tempat inilah yang memperkenalkan mazhab Hanafi dan Syiah di sana. Mereka berbondong-bondong masuk ke Sri Lanka untuk mencari peluang usaha.

Sedangkan muslim Memon berasal dari Sindh, sebuah wilayah yang kini masuk ke dalam terotori Pakistan. Pada tahun 1980, jumlah muslim India di Sri Lanka mencapai angka sekitar 3000 jiwa. Salah satu masjid warisan dari muslim India di Sri Lanka ialah masjid Al Jami ul Azhar Jumma Mosque yang terletak di kota Kurunegala. Masjid Muslim India di negara tersebut begitu besar nan indah, kini menjadi masjid Jami’-nya (Masjid Agung) kota Kurunegala. [MIS]

virol tools instagram