Honduras merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan Amerika Tengah. Negeri ini berbatasan dengan Guatemala dan El Salvador di bagian barat dan Samudra Pasifik serta Nikaragua di bagian selatannya. Negeri ini dulu pernah dijajah oleh bangsa Spanyol pada tahun 1502 dan menetap di sana sampai 1838. Kemudian negara itu merdeka dan beribu kota di Tegucigalpa. Namun kota terbesarnya adalah San Pedro yang padat akan berbagai aktivitas, ekonomi dan bisnis.
Orang-orang kulit putih Eropa telah melakukan kejahatan terburuk dalam sejarah yang enggan mereka ingat. Sejarawan Eropa banyak yang diam dalam masalah tersebut, seolah-olah masalah ini tidak pernah terjadi. Tidak ada sumber Barat yang mencoba melacak atau memecahkan teka-teki hilangnya ‘pelaut Arab-Muslim’. Mereka adalah yang dipaksa pergi oleh penjelajah Spanyol dan Christopher Columbus kala itu. Mereka membantai Muslim saat armadanya berlayar melintasi Honduras, Haiti, dan Kuba. Tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah orang-orang Moor menginformasikan teman-teman mereka tentang dunia baru setelah mereka kembali ke negeri Spanyol. Kemudian mereka melarikan diri agar lolos dari penganiayaan Spanyol dan memulai hidup di dunia baru tersebut.
Muslim menjadi minoritas di Honduras. Jumlah mereka hanya mencapai 300 ribu orang saja. Padahal total jumlah penduduk negeri itu mencapai tujuh juta jiwa. Terlepas dari kenyataan bahwa angka ini begitu rendah, tetapi sepuluh tahun yang lalu, ratusan imigran Muslim, baru tiba dari negara-negara Arab ke negeri itu. Honduras menerima imigran Arab untuk kali pertama pada tahun 1896 dan 1918. Menurut sebuah survei lokal di sana, imigran Arab adalah orang Kristen Palestina yang sebagian besar menetap di San Pedro Sula. Mereka berbondong-bondong berimigrasi karena kekuasaan Turki Usmani di Palestina. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa kala itu orang-orang Arab melarikan diri dengan paspor Turki Usmani dan mendatangi Honduras.
Kemudian imigran kembali meningkat setelah peristiwa Perang Dunia II dan Perang Arab-Israel pada tahun 1948. Sebuah badan amal Islam didirikan di sana di tahun 1984, dengan tujuan utama yaitu untuk kepentingan Muslim di negara tersebut. Maka sejak saat itu, sebuah masjid telah dibangun di sana. Masjid tersebut dimanfaatkan untuk memperkuat silaturahim dalam bentuk kegiatan keilmuan, seperti diskusi tentang persoalan sosial dan keagamaan. Masjid juga menjadi tempat pendidikan anak-anak muslim di sana. Mereka mempelajari Al Quran, ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab.
Di sana juga telah didirikan sebuah Organisasi komunitas Muslim Honduras. Meskipun baru berumur hanya beberapa tahun, namun tidak mematahkan semangat umat Islam di sana untuk mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat Honduras. Program pertama dari organisasi ini ialah mendirikan dan mengaktifkan pusat keislaman di ibu kota. Pusat Islam ini terdiri dari masjid, universitas dan sekolah, ruang konferensi dan pertemuan, serta perpustakaan tentunya. Selain itu, asosiasi tersebut juga telah menggalang dana warisan Islam untuk membiayai beberapa proyek yang berkaitan dengan komunitas Muslim di sana. Proyek pertama adalah pusat Islam di ibu kota (Islamic Center).
Terdapat tiga bangunan di Honduras yang disewa komunitas Muslim. Kesemuanya tersebut dimanfaatkan untuk melaksanakan shalat berjamaah. Asosiasi Islam Honduras juga mulai menjalin kerja sama dengan kelompok Muslim di negara tetangga, seperti Guatemala, El Salvador dan Nikaragua, untuk menyatukan kekuatan. Mereka mengoordinasikan upaya untuk mengembangkan dakwah Islam di dunia. Aktivitas peribadatan bagi muslim di negara tersebut juga dijamin, seperti misalnya Pemerintah Honduras mengizinkan Muslim meninggalkan pekerjaan mereka untuk beberapa saat demi menjalankan shalat Jumat. Mereka juga diizinkan mendirikan madrasah di ibu kota untuk belajar Al Quran. Selain itu, pengajarnya juga merupakan sukarelawan yang memahami ajaran Islam dan bahasa Arab.
Asosiasi Islam Honduras memainkan peran yang begitu penting dalam penyebaran Islam di sana. Asosiasi tersebut mengonsentrasikan sebagian besar khutbahnya tentang orang-orang Honduras Afrika yang percaya bahwa sekutu mereka adalah Muslim di sana. Organisasi ini juga bekerja dalam penerbitan buku dan majalah Islam di sana. Majalah dan Buku tersebut dicetak hanya dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Umat Islam di Honduras sangat menyukai pengetahuan Islam, tapi untuk mendapatkannya mereka memerlukan dukungan dari organisasi Islam internasional yang banyak memiliki sumber material.
Pemimpin komunitas Muslim di sana, yakini Karla Fryda Gonzalez Melendez, sering berdakwah di kalangan komunitas mualaf. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang Islam, sehingga mereka akan semakin meyakini keyakinan yang dianutnya itu benar. Pada 2014 lalu, terbentuklah satu kelompok mualaf di salah satu kota di sana, yakini La Paz. Ia menjelaskan kepada mereka mengenai Islam, terutama bagi keluarga dan kerabat mereka. Hal ini cukup signifikan dalam mengontruksikan imej positif di sana. Hal ini dapat terlihat dari stigma buruk dan diskriminasi yang selama ini diarahkan kepada umat Islam semakin berkurang.
Pimpinan komunitas muslim di sana menyadari bahwa kelompok mualaf ini merupakan kelompok Muslim baru yang sedang berlatih. “Mereka adalah saudara baru dan kami berusaha agar mereka dapat mempraktikan Islam tanpa ditolak masyarakat,” Terang dia saat diwawancarai oleh media lokal di sana, El Heraldo.hn. Melendez mengatakan bahwa kelompok Islam sangat khawatir tidak memiliki tempat untuk mengeluhkan tindakan kekerasan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir di sana.
Dengan mulai banyaknya mualf di sana, dan semakin positifnya imej Islam di negara itu, tentunya berkat dakwah Islam yang masif. Membuat mereka (umat Islam di Honduras) dapat menegaskan identitas dan keyakinan sendiri di hadapan penduduk setempat. Muslim juga memiliki sumber daya untuk membangun masjid dan sekolah agama yang layak untuk dikunjungi warga Honduras. Kita Harapkan kedepannya perkembangan dakwah Islam di sana akan berkembang pesat tentunya. [MIS]
