Yaman merupakan salah satu negara yang terletak di semenanjung Arab. Negara yang letaknya memanjang dari barat daya ke ujung selatan Semenanjung Arab dan ibu kotanya adalah Sana’a ini dikenal dengan peradabannya yang tua.
Negara yang memiliki tetangga Arab Saudi di sebalah Utara, Laut Merag di sebalah Barat, Teluk Aden dan Laut Arab ke selatan dan Oman ke arah timurnya ini juga sarat akan kebudayaan. Yaman merupakan negara yang memiliki beberapa pulau terpisah ini memiliki kekayaan sejarah peradaban kuno sejak ribuan tahun lalu.
Dalam berbagai catatan sejarah, Yaman kerap kali disebutkan sebagi bagian pusat perdagangan antara India, Cina, Afrika, dan wialayah Mediterania. Budaya yang bangsa ini miliki hampir sama dengan negara-negar Arab pada umumnya. Masyarakat di kawasan Yaman secara umum menganut pandangan patriarki, yaitu menganggap kaum pria lebih dominan dibandingkan wanita dalam segala hal. Menarik mencermati sistem budaya yang berlaku di negara dengan populasi sekitar 23 juta jiwa ini. Strata sosial masih begitu mencokol dan kuat mentradisi dalam masyarakat Yaman. Yaman masih kuat akan kesukuan, agama, dan kekerabatan. Kesetiaan mereka paling kuat dilihat dari penghormatan mereka kepada keluarganya.
Setelah itu, mereka akan menghormati kerabat dalam satu suku dengan nenek moyang yang sama. Di daerah pedesaan, otoritas negara sangatlah lemah sehingga konflik yang melibatkan kontak fisik dan senjata antarsuku sangat rentan terjadi di sana.
Hal tersebut tak mengherankan jika membuat setiap keluarga di sana mempunyai senjata api.Hampir setiap keluarga akan sedia satu senjata api dan biasanya yang membawa adalah pria dan anak laki-laki mereka untuk berjaga-jaga tatkala menghadap konflik. Orang-orang Yaman tak sungkan untuk membawa senjata api di hadapan masayarakat umum.
Selain senjata apiyang mereka selalu bawa, mereka juga sering membawa senjata tradisional seperti “janbiyyah”, belati yang mirip pisau, tetapi pendek dan lebar melengkung disarungkan pada sabuk yang dikenakan di pinggang. Janbiyyah sendiri dapat menjadi simbol status seseorang dalam hierarki kesukuan masyarakat Yaman.
Masyarakat di negara yang berbentuk pernah berpisah ini (Yaman Utara dan Yaman Selatan yang kemudian pada tahun 1990 akhairnya bersatu) masih menganut pernikahan endogami. Endogami merupakan pernikahan yang dilakukan sesama kerabat yang masih ada keterikatan keluarga.
Mereka akan lebih senang jika anak laki-laki mereka menikah dengan sepupu dari pihak ayah. Pernikahan di Yaman harus menyediakan mahar. Mahar tersebut diberikan kepada ayah pengantin pria kepada wanita.
Laki- laki, sebagamana ketentuan hukum Islam diizinkan beristri empat, meskipun jarang pria yang memiliki istri lebih dari satu. Meskipun begitu, banyak pernikahan terjadi pada usia muda. Di negara itu, kita akan mendapatkan dalam satu rumah terdapat beberapa keluarga yang tinggal bersama.
Mereka merupakan keluarga besar dengan kepala keluarga laki- laki tertua dalam keluarga tersebut. Dialah sosok yang akan membuat keputusan penting setiap ada permasalahan keluarganya. Wanita memainkan peran sekunder dalam mengelola rumah tangga, dan tugas mereka ialah untuk membesarkan anak-anak.
Masyarakat Yaman yang tinggal di daerah pedesaan biasanya bekerja di sektor pertanian. Ladang, sawah, dan kebun tersebut merupakan milik keluarga. Kaum hawa pun turut untuk membantu pria untuk bekerja sebagai petani.
Meski wanita melakukan pekerjaan kasar, status sosial wanita di negeri itu akan meningkat jika mereka melahirkan anak laki-laki. Di Yaman, seorang wanita memiliki anak laki-laki dalam keluarga membuatnya menjadi sangat berharga dan penting dalam keluarga.
Baca Selanjutnya Meneropong Negara Tua dari Seberang Samudra II